BI: Ketegangan Geopolitik Rusia Ukraina Persulit Pemulihan Ekonomi

BI: Ketegangan Geopolitik Rusia Ukraina Persulit Pemulihan Ekonomi

Jakarta – Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan efek rambat yang terasa secara global. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ketegangan perang akan mempersulit pemulihan ekonomi global dan ada tiga dampak yang muncul dari konflik dua negara tersebut.

“Pertama adalah kenaikan harga-harga komoditas global. Tidak hanya energi, tetapi juga pangan yang berdampak kenaikan inflasi di berbagai negara. Kita sebagai negara eksportir tentunya memiliki dampak positif, tetapi juga ada dampak negatif,” jelas Perry pada paparannya di acara G20, Senin, (21/03/2022).

Lalu, dampak kedua dari perang adalah gangguan dalam mata rantai perdagangan global. Ketegangan geopolitik berpengaruh pada distribusi, pasokan, dan juga volume perdagangan global. Penurunan volume pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Dampak ketiga dari perang Rusia Ukraina juga menyentuh sektor keuangan. Dengan situasi yang tidak menentu, banyak investor rendah yang akan memilih aset-aset save haven atau memiliki risiko rendah. Penggunaan uang cash juga akan semakin meningkat. Kondisi tersebut bisa menyebabkan investor menarik aliran modalnya dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang akhirnya berdampak pada stabilitas eksternal dan nilai tukar.

“Banyak negara harus mengkalibrasi ulang kebijakan-kebijakan dalam merespon penurunan pertumbuhan ekonomi global, naiknya harga dan inflasi, dan persepsi risiko di pasar global,” jelas Perry.

Bank Sentral mengungkapkan, kondisi ketegangan geopolitik juga akan dibahas pada forum G20. Tujuannya agar kondisi pemulihan ekonomi global bisa terjaga dan tetap pada jalurnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News