Jakarta – Kepala Badan Pusat Statistik, Margo Yuwono mengungkapkan bahwa angka kemiskinan belum tentu dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang meningkat. Ia menilai kenaikan pendapatan masyarakat dibanding inflasi bisa membantu menekan angka kemiskinan.
“Angka inflasi itu tidak serta merta berpengaruh kepada angka kemiskinan. Gampangnya begini, kalau pendapatan masyarakat lebih tinggi dibanding harga barang-barang umum, bisa dikatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh pada kemiskinan,” jelas Margo secara virtual, 17 Januari 2022.
BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang. Angka ini menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang terhadap September 2020. Sementara itu, persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 9,71%, menurun 0,43% poin terhadap Maret 2021 dan menurun 0,48% poin terhadap September 2020.
Sementara itu, BPS juga melaporkan angka inflasi nasional di sepanjang tahun 2021 mencapai 1,87%. Angka ini masih sejalan dengan target dari Bank Indonesia yang menjaga inflasi di kisaran 3% plus minus 1%.
Margo menerangkan, hal yang mengkhawatirkan itu adalah ketika pendapatan tetap, namun inflasi semakin tinggi. Fenomena ini akan berpengaruh pada garis kemiskinan dan melambatnya penurunan jumlah kemiskinan.
“Kuncinya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dan menahan angka inflasi agar tidak terlalu tinggi, sehingga kenaikan pendapatan melebihi inflasi dan kemiskinan otomatis akan mengalami penurunan,” terangnya. (*)
Editor: Rezkiana Np