Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.003,1 triliun. Jumlah ini melampaui target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2021 sebesar 114,9% atau tumbuh 21,6% dibandingkan realisasi tahun 2020.
Menkeu mengungkapkan pertumbuhan ini cukup kuat, mengingat pandemi yang belum berakhir. Dengan demikian, pemulihan ekonomi sudah berada pada jalur yang benar.
“Tahun lalu kontraksi 16% pukul telak oleh pandemi, tahun ini masih ada pandemi dan masih memukul dengan delta dan omicron, namun kita masih bisa tumbuh di 21,6% itu untuk memberikan perspektif,” terang Sri Mulyani pada paparan virtualnya, 3 Januari 2022.
Realisasi pendapatan yang tinggi tidak lepas dari penerimaan perpajakan yang mencapai Rp1.546,5 triliun. Tahun ini, penerimaan pajak juga berhasil melampaui target APBN 2021, sekaligus kembali pada level pra-pandemi pada tahun 2019 sebesar Rp1.546,1 triliun.
Hal ini dipengaruhi oleh membaiknya penerimaan pajak dari mayoritas sektor utama penyumbang penerimaan pajak, yang diikuti pemanfaatan stimulus perpajakan yang tinggi. Sementara itu, kinerja penerimaan cukai sebagai dampak kebijakan tarif cukai hasil tembakau, efektivitas pengawasan, serta peningkatan aktivitas ekspor dan impor.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) didukung meningkatnya harga komoditas (minyak mentah, minerba, CPO) serta membaiknya layanan PNBP K/L seiring meningkatnya aktivitas masyarakat. Sementara, realisasi penerimaan hibah mencapai Rp4,6 triliun, terutama berasal dari hibah dalam negeri langsung dan hibah luar negeri yang terencana pada Kementerian dan Lembaga. (*)
Editor: Rezkiana Np