Jakarta – Bank Indonesia memperkirakan, ekonomi Jakarta akan tumbuh pada kisaran 3,5% – 4,3% (yoy) pada 2021 dan akan meningkat pada tahun 2022 yang diperkirakan tumbuh di kisaran 5,3%-6,1% (yoy). Inflasi tahun 2021 diperkirakan berada pada kisaran 1,5%-2,1% (yoy).
“Membaiknya ekonomi akan diikuti dengan peningkatan permintaan, namun inflasi diperkirakan tetap terjaga pada sasaran inflasi nasional sebesar 3% sampai kurang lebih 1% (yoy) pada tahun 2022. Pada awal 2022, terdapat risiko inflasi yang berasal dari gangguan cuaca ekstrim yang memengaruhi ketersediaan pangan,” ujar Onny Widjanarko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jakarta, dalam sebuah webinar ISEI bertema “Outlook Perekonomian Jakarta 2022: Herd Immunity dan Pemulihan Ekonomi”, Jumat, 24 Desember 2021.
Sementara itu, Mochamad Abbas, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta mengatakan, pandemi membuat pertumbuhan ekonomi Jakarta terkontraksi turun dari 5,82% (2019) menjadi -2,36% (2020).
“Jakarta mengalami resesi selama empat triwulan berturut-turut mulai dari Tw II-2020 sampai dengan Tw I-2021. Kemudian, mulai Tw II-2021, Jakarta resmi terbebas dari resesi. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Tw II-2021 sebesar 10,94% (yoy) dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 7,07% (yoy),” ucapnya.
Kendati demikian, penerapan PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 s.d. 20 Juli 2021, kemudian dilanjutkan dengan PPKM level 4 dan PPKM level 3 untuk mengurangi mobilitas dalam rangka mencegah penyebaran COVID 19 mengakibatkan pengurangan aktivitas ekonomi. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Tw-III 2021 melambat menjadi 2,43% (yoy) di bawah nasional 3,51% (yoy). (*) Ayu Utami