Jakarta–Bank Indonesia (BI) mencatat, berdasarkan survei hingga pekan ketiga di bulan Maret 2016, Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 0,28% dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 4,53%.
Menurut Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, tingkat inflasi year-on-year (yoy) Maret 2016 yang berada pada kisaran 4,53% tersebut masih sejalan dengan kisaran target BI yaitu 4% plus minus 1%. Namun demikian dia mengaku, BI akan menjaganya di angka 4% pada 2016.
“Jadi harus ada di 4%, karena kalau inflasi tidak dikendalikan akan menciptakan iklim kita kurang kompetitif, tingkat bunga juga tidak bisa diturunkan,” ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016.
Menurutnya, penyebab inflasi tahunan di bulan Maret yang sudah melewati angka 4,5% ini lebih bersumber dari volatile food pangan seperti harga bawang dan cabai rawit. Untuk menjaga laju inflasi, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah.
“Harga bawang, cabe merah, cabe rawit itu komoditi pangan sederhana, tapi dampaknya besar ke ekonomi. Kami ingin meyakinkan koordinasi antara pemerintah pusat maupun daerah supaya inflasi terjaga di 4±1%,” tukas Agus.
Koordinasi dengan pemerintah tersebut bertujuan agar harga komoditi pangan tetap terjaga di level rendah, sehingga laju inflasi dapat berada pada kisaran 3-5% pada tahun ini. “Volatile food mesti dijaga. Negara-negara di ASEAN bisa jaga inflasi itu di bawah 4%,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga