Jakarta – Di tengah pendemi COVID-19, insiden kemananan siber terus meningkat di seluruh dunia. Para penjahat siber terus mencari berbagai peluang baru untuk menerobos data perusahaan melalui beragam serangan yang semakin canggih.
Akamai, solusi terpercaya untuk perlindungan dan penyediaan pengalaman digital, menganalisa lebih dari 300 terabyte data serangan baru setiap harinya. Melalui analisis ini, Akamai telah mencatat sejumlah vektor serangan yang memecahkan rekor seperti, pertama, serangan Distributed-Denial-of-Service (DDoS): Akamai memitigasi 1900+ serangan DDos pada Q1 2021, menandai kenaikan sebesar 34% year-on-year.
Kedua, Credential abuse: 63 miliar serangan credential abuse diidentifikasi pada Q1 2021, meningkat tajam sebesar 133% year-on-year. Ketiga, serangan di layer aplikasi: Lebih dari 2 miliar peringatan Web Access Firewall (WAF) dipicu pada Q1 2021, melonjak 70% year-on-year.
“Karena transformasi digital menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, organisasi/perusahaan di tanah air harus memastikan agar data dan para pelanggan mereka terlindungi dari gangguan penjahat siber,” ujar Sidharth Pisharoti, Regional Vice President, Akamai Technologies – India, South East Asia and APJ Carrier, Kamis, 9 Desember 2021.
Oleh karena itu, Akamai merekomendasikan agar organisasi/perusahaan di Indonesia menerapkan pendekatan Zero Trust untuk mencegah serangan siber. Zero Trust adalah sebuah model keamanan jaringan yang menggunakan prinsip ‘least privilege’ berbasis proses verifikasi identitas yang ketat.
Adapun kerangka kerja yang digunakan memastikan bahwa hanya pengguna dan perangkat resmi yang terotentikasi dapat mengakses aplikasi dan data. Pada saat yang sama, ini melindungi aplikasi dan pengguna dari berbagai serangan online canggih.
“Dalam era ketika data digunakan lebih dekat dengan tempat data dikumpulkan untuk membuat keputusan, tantangan terbesar bagi sebuah perusahaan adalah melindungi data mereka dari kemungkinan ancaman-ancaman siber. Sangat penting bagi mereka untuk mempertimbangkan penerapan Edge di samping Zero Trust sehingga sisi keamanan menjadi lebih dekat kepada pengguna dan aplikasi. Hal ini memastikan pengalamanan pengguna yang mulus dan aman dengan latensi yang lebih rendah,” tambah Sidharth.
Akamai memastikan bahwa perusahaan-perusahaan dapat menghadirkan pengalaman digital berkualitas tinggi dengan aplikasi-aplikasi yang berjalan secara mulus dan tanpa gangguan. Ini mencakup kemampuan untuk mempercepat penyediaan konten web dengan membawanya lebih dekat ke para pengguna.
Hal ini sangat penting dengan pertimbangan bahwa banyak negara termasuk Indonesia membatasi mobilitas masyarakat dan menerapkan pembatasan kegiatan publik agar bisa secara efektif mencegah penularan COVID-19. “Berbagai pembatasan ini telah mengarahkan pada normal baru yakni gaya kerja hybrid (hybrid work) yang memerlukan pendekatan keamanan Zero Trust,” tutupnya. (*) Ayu Utami