Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus mendukung upaya pemerintah untuk melakukan transisi ke ekonomi hijau. Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI menyatakan, upaya yang dilakukan BI dilatarbelakangi tuntutan global yang semakin tinggi akan ekonomi hijau.
Ia mengungkapkan, Indonesia bisa terekspos risiko transisi global yang besar jika terlambat melakukan aksi mitigasi. Biaya tambahan akibat cuaca ekstrim di 2050 diperkirakan bisa mencapai 40% dari PDB. Untuk itu, BI turut melakukan aksi mitigasi melalui berbagai kebijakan.
“Pada inisiatif kebijakan, BI telah menerbitkan green LTV bagi properti dan kendaraan yang berwawasan lingkungan. Pada sisi internal, BI mencoba melakukan inisiatif seperti pengalokasian investasi berkelanjutan dalam bentuk penempatan portofolio cadangan devisa hijau,” ujar Destry pada webinar yang diselenggarakan Infobank dengan tema “Penguatan Keuangan Hijau Dalam Menjawab Tantangan dan Peluang bagi Stabilitas Sistem Keuangan,” Rabu, 8 Desember 2021.
Ke depan, BI akan melakukan penguatan kebijakan hijau yang salah satunya ditujukan untuk memitigasi risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Penguatan akan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain penguatan makroprudensial, pendalaman pasar keuangan, pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif, hingga transformasi kelembagaan BI yang memperhatikan lingkungan.
“Dalam implementasinya, BI akan terus bersinergi dan melakukan koordinasi erat dengan KSSK, Kementerian/Lembaga, dan stakeholders lain,” tutupnya. (*)
Editor: Rezkiana Np