BI Catat Penyaluran Kredit Perbankan Makin Membaik, Capai Rp5.652 Triliun

BI Catat Penyaluran Kredit Perbankan Makin Membaik, Capai Rp5.652 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Oktober 2021 kembali melanjutkan tren positif. Penyaluran kredit pada Oktober 2021 tercatat sebesar Rp5.652 triliun, tumbuh 3,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (2,1%, yoy). Akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada debitur perorangan dan korporasi.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kredit kepada perorangan pada Oktober 2021 tumbuh 5,6% (yoy), meningkat dari sebelumnya 5,2% (yoy). Sedangkan kredit kepada korporasi mencatat peningkatan sebesar 1,1% (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan negatif (-0,3%, yoy) pada September 2021.

Berdasarkan jenis penggunaan, kata Erwin, peningkatan penyaluran kredit pada Oktober 2021 terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK), serta Kredit Konsumsi (KK), KMK kembali tumbuh menguat, dari 2,7% (yoy) pada September 2021 menjadi 4,4% (yoy) pada Oktober 2021, terutama di sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi. KMK sektor Industri Pengolahan pada Oktober 2021 tercatat tumbuh 1,2% (yoy), berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi (-1,5%, yoy).

“Peningkatan terutama terjadi pada KMK Industri Logam Dasar Besi dan Baja di Banten dan DKI Jakarta,” ujar Erwin dikutip dari laporan Uang Beredar Bank Indonesia, Selasa, 23 November 2021.

Sementara itu, KMK sektor Pengangkutan dan Komunikasi tercatat tumbuh meningkat, dari 19% (yoy) menjadi 23% (yoy) pada Oktober 2021, bersumber dari peningkatan realisasi kredit KMK sub sektor Jasa Telekomunikasi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sementara itu, tambah Erwin, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) terus mengalami akselerasi, dari 3,0%(yoy) pada September 2021 menjadi 3,8% (yoy), disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit KPR dan Multiguna.

Di sisi lain, Kredit Investasi (KI) mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. KI pada Oktober 2021 tumbuh negatif sebesar -0,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya (-0,01% yoy).

Hal ini disebabkan oleh penurunan penyaluran Kredit Investasi pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Konstruksi. KI sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan pada Oktober 2021 mencatat kontraksi sebesar -0,3% (yoy), berbalik arah dibandingkan kenaikan pada bulan sebelumnya (0,6% yoy), terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor Perkebunan Kelapa Sawit. Sementara itu, KI pada sektor Konstruksi pada Oktober 2021 tumbuh 0,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (5,9%yoy). 

Penyaluran kredit sektor Properti pada Oktober 2021 tumbuh 4,6% (yoy), melambat dibandingkan September 2021 (5,7%yoy) terutama pada Kredit Konstruksi (Tabel 7). Kredit Konstruksi menunjukkan perlambatan dari 3,9% (yoy) menjadi 0,1% (yoy) pada Oktober 2021, terutama pada Konstruksi sub sektor Bangunan Jalan Tol di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di sisi lain, kredit KPR dan KPA, serta kredit Real Estate tercatat mengalami perbaikan. Kredit KPR/KPA tumbuh meningkat, dari 9,4% (yoy) menjadi 9,6% (yoy) pada bulan laporan terutama disebabkan oleh peningkatan KPR Tipe 22 s.d. 70.

“Sementara itu, Kredit Real Estate meskipun masih tumbuh negatif (0,4% yoy) relatif membaik dibandingkan pertumbuhan negatif bulan sebelumnya (-1,6% yoy), terutama pada Real Estate Gedung Perkantoran,” ucapnya.

Penyaluran kredit kepada UMKM pada Oktober 2021 tumbuh sebesar 2,6% (yoy), sedikit melambat dari bulan sebelumnya (2,7% yoy) terutama pada kredit skala menengah. Kredit usaha menengah mengalami kontraksi, dari 2,0% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi pertumbuhan negatif (0,8% yoy). Di sisi lain, kredit skala mikro dan kecil masih menunjukkan perbaikan. Kredit skala kecil tercatat tumbuh 18,9% (yoy), meningkat dibandingkan 18% (yoy) pada bulan September 2021. Sementara itu, kredit skala mikro terkontraksi sebesar -14,2% (yoy) pada September 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya (-17,1% yoy).

“Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan kredit disebabkan oleh perlambatan Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi,” tutup Erwin. (*)

 

Related Posts

News Update

Top News