Jakarta–Suku bunga perbankan nasional saat ini dianggap sangat tinggi jika dibandingkan dengan bank-bank di negara tetangga. Pemerintah pun meminta perbankan nasional untuk dapat menurunkan suku bunganya menjadi single digit.
Direktur Utama PermataBank Roy Arfandy mengungkapkan, memang tidak mudah bagi perbankan untuk menurunkan suku bunganya di tengah suku bunga acuan (BI Rate) yang masih tergolong tinggi. Pihaknya akan menurunkan suku bunga asal Bank Indonesia (BI) bisa menerapkan suku bunga rendah
“Jadi bagaimana menurunkan suku bunga kredit di bawah 10%. Kalau Bank Permata untuk menurunkan suku bunga kredit di bawah 10%, BI Rate agar turun lagi,” ujar Roy di Kantornya, Jakarta, Rabu, 16 Maret 2016.
Menurutnya, dengan suku bunga acuan yang rendah, tentu akan menopang tingkat daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit perbankan. Oleh sebab itu, dirinya meminta agar BI dapat melonggarkan kebijakannya kembali.
“Jadi saya support BI Rate turun karena akan mendorong pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Inikan untuk membantu pertumbuhan ekonomi kita,” ucap Roy.
Sementara dari sisi likuiditas, lanjut dia, pihaknya mengapresiasi langkah BI yang sebelumnya telah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer menjadi 6,5% dari posisi sebelumnya 7,5%. Kondisi ini tentu akan membantu perbankan dari segi likuiditas sehingga dapat meningkatkan pembiayaan.
“Jadi ketika GWM turun 1% terdapat penambahan likuditas sekitar Rp40 triliun di market. Tentu dana likuditas seperti ini kan harus diperoleh oleh bank. Ini harus diinvestasi dalam bentuk kredit dan akan mendorong pertumbuhan kredit lebih baik tahun ini,” tutup Roy. (*)
Editor: Paulus Yoga