Jakarta – Pada hari (6/5) nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp14.415/US$, posisi tersebut menguat 0,13% bila dibandingkan dengan perdagangan kemarin (5/5) di level Rp14.435/US$.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan rupiah merupakan dorongan dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh 0,74% (YoY) pada kuartal I-2021.
“Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, bahkan sedikit lebih baik. Konsensus yang dihimpun pasar memperkirakan PDB terkontraksi 1,09% qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87% yoy,” jelas Ibrahim, Kamis 6 Mei 2021.
Dengan demikian, kata dia, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Ibrahim bahkan menyebut, Indonesia terjebak di ‘jurang’ resesi ekonomi selama 1 tahun lamanya.
Namun demikian, Pemerintah tetap optimis di Kuartal-II 2021 perekonomian akan meningkat secara pesat, karena konsumsi dan investasi akan meningkat seiring dengan proses vaksinasi dan transmisi kebijakan moneter yang meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Akan tetapi, menurutnya, Pemerintah masih perlu melakukan pembatasan aktivitas untuk mencegah peningkatan kasus harian Covid-19, terutama di Semester Pertama tahun 2021. Sebab, pada paruh pertama tahun ini dinilai perekonomian masih akana tertahan.
“Sehingga di keseluruhan tahun 2021, diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berhasil ke zona positif, yaitu 4,43% yoy. Meski sudah positif, ini masih berada di bawah level pra pandemi yang sekitar 5%,” pungkas Ibrahim. (*)
Editor: Rezkiana Np