BI: Perbaikan Ekonomi Masih Berlanjut Namun Lambat

BI: Perbaikan Ekonomi Masih Berlanjut Namun Lambat

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai pemulihan ekonomi nasional masih berlanjut dan mulai membaik. Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional yang sempat terganggu akibat pandemi.

Demikian pernyataan tersebut disampaikan Kepala Grup Ekonomi Makro Departemen Kebijakan Ekonomi Makro Bank Indonesia (BI) Riza Tyas Utama dalam diskusi virtual, yang digelar Bank Indonesia, Kamis, 25 Maret 2021. Menurutnya, meski perbaikan ekonomi masih berlanjut, namun cenderung lambat.

“Perbaikan ekonomi domestik lambat, tapi pasti masih akan berlanjut, sejalan dengan vaksinasi,” ujar Riza.

Dirinya mengungkapkan, bahwa perbaikan ekonomi nasional sejalan dengan jumlah dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke masyarakat untuk mencapai herd immunity. Di sisi lain, tambah Riza, perbaikan ekonomi akan terjadi jika program vaksinasi yang digencarkan pemerintah berjalan dengan baik.

Selain itu  lanjut dia, dengan vaksinasi yang dilakukan, diharapkan kasus positif Covid-19 dapat menurun, dan tingkat kesembuhan terus meningkat. Sehingga, mobilitas masyarakat dalam mendongkrak perekonomian akan ikut terangkat. Apalagi, selama ini tingkat konsumsi masyarakat tertahan akibat pandemi Covid-19.

Ia menyebutkan, berbagai penanganan Covid-19 sudah berjalan sesuai rencana. Terlebih pemerintah dan Bank Indonesia sudah mengeluarkan berbagai relaksasi kebijakan. Seperti pemberlakuan relaksasi Penjualan Pajak atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru. Program pajak 0% ini diharapkan dapat menggugah kembali industri otomotif ditengah pandemi Covid-19.

Kemudian Bank Indonesia juga baru-baru ini merelaksasi Loan to Value (LTV) 100% atau DP 0% untuk kedit properti serta uang muka 0% untuk kredit/pembiayaan kendaraan bermotor (KKB). BI meyakini, relaksasi kebijakan ini akan mendorong kredit sektor properti dan KKB dan mendongkrak konsumsi masyarakat hingga 0,5%.

“Serta dorongan dari BI yang akomodatif turut semakin menjadi faktor percepatan pemulihan ekonomi,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News