Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pengembangan vaksin COVID-19 yang tengah dilakukan oleh para ilmuwan di Tanah Air harus memenuhi prosedur dan kaidah ilmiah atau keilmuan. Dimana diketahui, saat ini di Indonesia tengah mengembangkan dua vaksin COVID-19 yaitu vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara.
Menurutnya, pengembangan vaksin tersebut harus mendapat dukungan berbagai pihak. Selain itu, Jokowi juga menekankan, uji klinis yang ditempuh juga harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara terbuka, bersifat transparan, serta melibatkan banyak ahli.
“Persyaratan dan tahapan ini penting dilakukan untuk membuktikan bahwa proses pembuatan vaksin sangat mengedepankan unsur kehati-hatian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya,” tuturnya dalam keterangan pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Kabinet yang dikutip Sabtu 13 Maret 2021.
Jokowi menambahkan, dalam situasi pandemi saat ini, tentu semuanya mendukung adanya penelitian dan pengembangan baik itu obat maupun vaksin agar terwujud kemandirian di bidang farmasi, sekaligus untuk percepatan akses ketersediaan vaksin di masa pandemi COVID-19 ini.
Presiden juga mengatakan, jika semua tahapan dan kaidah ilmiah telah dilalui dan dipenuhi maka produksi vaksin dapat dipercepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Jika semua tahapan sudah dilalui, kita percepat produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akan vaksin,” tuturnya.
Dalam pernyataannya, Presiden juga kembali menegaskan dukungannya terhadap inovasi yang dilakukan, apalagi di saat pandemi saat ini.
“Inovasi merupakan kunci bagi kemajuan sebuah negara, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu, tentunya kita akan selalu mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para inovator kita,” tandasnya.
Sebagai informasi saja, vaksin Nusantara merupakan produk vaksin covid-19 buatan dalam negeri di samping Vaksin Merah Putih. Vaksin Nusantara digagas oleh beberapa pihak, antara lain Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, dan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (*)
Editor: Rezkiana Np