Jakarta – Pada hari ini (3/1) nilai tukar rupiah terhadap dolar as dibuka pada posisi Rp14.260/US$, angka tersebut melemah 0,18% jika dibandingkan perdagangan Jumat lalu (26/2) di level Rp14.235/US$.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, obligasi pemerintah khususnya Treasury AS telah menjadi titik fokus pasar secara global, setelah para pedagang secara agresif mengubah harga dalam pengetatan moneter sebelumnya yang telah diisyaratkan oleh Federal Reserve (The Fed).
“Pasar menjadi semakin percaya diri tentang seberapa kuat ekonomi global dapat terlihat pada paruh kedua tahun ini, dan tersirat di dalamnya adalah meningkatnya skeptisisme bahwa bank sentral akan memenuhi janji yang mereka berikan bahwa suku bunga tidak beranjak naik,” kata Ibrahim di Jakarta Senin 1 Maret 2021.
Sementara itu, faktor dari dalam negeri datang dari prediksi lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB) dan Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi Dunia (OECD), yang menyebut ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 4% hingga 5% pada tahun 2021 setelah terkontraksi hingga minus 2,07% pada 2020 akibat tekanan pandemi Covid-19.
“Guna untuk mencapai target pertumbuhan tersebut maka ada beberapa prinsip kebijakan yang harus dilakukan. Syaratnya sebenarnya sangat sederhana yaitu energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas,” ucap Ibrahim.
Dirinya juga memprediksi mata uang rupiah kemungkinan akan dibuka dan ditutup melemah dalam rentang level Rp14.230/US$ hingga Rp14.290/US$.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (1/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.300/US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.229/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (28/2). (*)
Editor: Rezkiana Np