Jakarta – Setelah 9 bulan menghadapi pandemi, tenaga kesehatan mengaku masih menemukan beberapa tantangan dalam menangani Covid-19. Dokter Konsultan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Andi Khomeini Takdir Haruni mengungkapkan, disinformasi atau hoax tentang pandemi menjadi salah satunya.
“Selain kita menangani pandemi, kita juga menangani infodemic. Banyak disinformasi yang beredar di tengah masyarakat sehingga pemahamannya berbeda-beda. Nakes harus menjelaskan baik-baik dan ekstra sabar,” ujar Andi pada Talkshow virtual yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, 16 November 2020.
Menurutnya, disinformasi ini kebanyakan terjadi pada pasien dan keluarganya. Tenaga kesehatan perlu mengedukasi pasien dan keluarganya agar paham betul soal bahaya dan cara penanganan Covid-19. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa disinformasi ini terjadi pada pengambil kebijakan di beberapa daerah.
Minimnya kesadaran dan edukasi pemangku kebijakan tentang Covid-19 dinilai dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat di tengah pandemi. Andi mengimbau agar pemerintah pusat melakukan edukasi lebih lanjut terhadap pemangku kebijakan yang berada di daerah.
Selanjutnya, keterbatasan SDM atau tenaga kesehatan juga masih menjadi tantangan tersendiri. Tenaga-tenaga kesehatan tambahan dengan edukasi Covid-19 yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Dengan begitu, penanganan Covid-19 dapat lebih cepat dan antisipatif. (*) Evan Yulian Philaret