Jakarta – Si biru Bank Central Asia (BCA) sedang berjaya dibandingkan dua bank terbesar lainnya yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri, dari sisi laba. Per Juni 2020, laba bersih konsolidasi bank yang dipimpin Jahja Setiaatmadja sebagai direktur utama ini berhasil melewati BRI dan Bank Mandiri. Padahal dari sisi aset, BCA jauh tertinggal aset BRI dan Bank Mandiri. Pada Juni 2020, BCA beraset Rp975,08 triliun sedangkan BRI dan Bank Mandiri masing-masing beraset Rp1.387,76 triliun dan Rp1.359,44 triliun.
Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), pada Juni 2020, laba BCA Rp12,24 triliun. Sementara laba BRI dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp10,20 triliun dan Rp10,55 triliun.
Laba BCA yang lebih besar daripada dua bank pelat merah itu merupakan rekor di sepanjang 10 tahun terakhir. Sebab, biasanya, di satu dekade ini, perolehan laba BCA naik-turun di posisi kedua atau ketiga, belum pernah jadi yang paling besar. Dalam lima tahun terakhir misalnya (2016-2019), nama BRI yang dipimpin Sunarso sebagai direktur utama selalu yang teratas dalam hal perolehan laba. Sedangkan BCA dan Bank Mandiri saling bertukar posisi, di posisi kedua dan ketiga.
Pada 2016 dan 2017, BCA menjadi bank pencetak laba terbesar kedua (2016: Rp20,63 triliun, 2017: Rp23,32 triliun). Sementara Bank Mandiri ada di posisi ketiga (laba 2016: Rp14,65 triliun, 2017: 21,44 triliun). Tapi pada 2018, laba Bank Mandiri berhasil melewati BCA. Pada tahun itu laba Bank Mandiri Rp25,85 triliun, dan laba BCA juga Rp25,85 triliun, laba kedua bank ini hanya berselisih Rp277 juta dimana Bank Mandiri yang lebih unggul.
Setahun kemudian atau pada 2019, BCA merebut kembali status sebagai bank pencetak laba terbesar kedua dari Bank Mandiri. Tahun lalu laba BCA Rp28,57 triliun dan laba Bank Mandiri Rp28,45 triliun.
Untuk Bank Mandiri, periode Juni 2020 merupakan momentum dimana bank yang kini dipimpin oleh Darmawan Junaidi sebagai direktur utama ini, dari sisi laba, berhasil menyalip laba BRI yang sejak 2005 hingga 2019 selalu menjadi bank pencetak laba terbesar di tanah air. Begitu juga dengan BCA. Labanya berhasil melewati BRI sehingga nama BCA tercatat sebagai bank pencetak laba terbesar di Indonesia.
Tetapi untuk menjadi catatan, keberhasilan BCA menjadi yang terdepan dalam perolehan laba dibanding BRI dan Bank Mandiri boleh jadi lebih karena adanya penurunan laba pada masing-masing bank. Ketiga bank ini, BCA, BRI, dan Bank Mandiri pada posisi Juni 2020 kompak mengalami penurunan laba, yang sebab utamanya karena dampak dari pandemi Covid-19.
Di antara ketiga bank, BRI menjadi bank yang mengalami penurunan laba paling dalam secara tahunan di posisi Juni 2020, yakni -36,89%. Laba Bank Mandiri susut -24,56%, sedangkan laba BCA kempes -4,81%. Sehingga, jika kondisinya normal dan bisnis masing-masing berjalan seperti biasa, mungkin cerita soal perolahan laba antara BCA, BRI, dan Bank Mandiri ini akan berbeda.
Posisi laba tiga bank ini bisa jadi akan berubah di posisi September setelah masing-masing bank melakukan publikasi kinerja. (*) Ari Nugroho