Jakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan berbagai inovasi di bidang agro untuk membantu pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Rektor UGM Prof. Panut Mulyono mengungkapkan UGM memiliki 1000 hektar kebun teh dan 200 hektar kebun kakao yang hasilnya sudah diekspor ke manca negara seperti Jepang, China, Rusia, India, Inggris.
“Jadi kita tidak hanya terfokus pada penanganan Covid tapi juga bagaimana berkontribusi menggerakan ekonomi,” ujarnya dalam webinar “Menavigasi Pemulihan Kesehatan & Ekonomi Nasional Di Tengah Pandemi”, Rabu 28 Oktober 2020.
Yang membanggakan, lanjut dia, adalah pabrik kakao milik UGM ini telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang mencapai 90 persen, dimana mesin-mesinnya merupakan buatan anak bangsa.
Selain teh dan kopi, komoditas lain seperti cabai rawit, terong, timun kacang panjang juga dikembangkan untuk dimanfaatkan oleh para petani. Lebih dari 2 ribu bibit hasil inovasi genetik UGM sudah didistribusikan ke 15 provinsi di Indonesia.
“Jadi bibit-bibit yang dihasilkan UGM ini dikirim ke berbagai daerah untuk ditanam di sana dan ini juga bisa banyak membantu menggulirkan ekonomi masyarakat,” papar Panut.
Untuk mendukung pemulihan ekonomi UGM juga memiliki pusat inovasi agro teknologi seperti Bank Genetik Sayuran yang telah bekerja sama dengan PT East West Seed Indonesia, Lab Pasca Panen Industri Peternakan belerja sama dengan PT Ciomas Adiwisata, kemudian UGM juga memiliki Integrated Wasted Centre yang bermitra PT Sarihusada Generasi Mahardika
Sepanjang 2019 UGM juga telah menerapkan berbagai inovasi dalam bidang teknologi dan bisnis. Di antaranya, UGM memiliki 20 hak paten yang sudah dimanfaatkan oleh para pelaku industri. Selain itu, tidak kurang dari 185 perusahaan rintisan telah berada dalam proses inkubasi di UGM. “Dan harapannya akan tumbuh menjadi perusahaan-perusahaan Rintisan yang nantinya bisa berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (*) Dicky F.