Digitalisasi Masif saat Pandemi Ubah Peta Penyaluran Kredit Bank

Digitalisasi Masif saat Pandemi Ubah Peta Penyaluran Kredit Bank

Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani menilai perbankan harus mengantisipasi adanya perubahan peta sektor potensial dalam penyaluran kredit ditengah digitalisasi saat pandemi covid-19.

Aviliani menjelaskan, transformasi digital mengubah perilaku masyarakat, salah satunya fenomena bekerja dari rumah yang bahkan dapat berlanjut usai pandemi. Hal inilah yang bisa membuat gedung perkantoran menjadi sepi sehingga perbankan perlu mencari sektor potensial lain yang masih relevan untuk dikucurkan kredit.

“Ada tren orang bekerja dari rumah dan ini mempengaruhi gedung-gedung perkantoran. Sudah banyak perusahaan yang mengatakan (WFH) akan jadi permanen. Harus kita antisipasi dampaknya (bila) sektor keuangan seperti perbankan memberikan kredit ke sektor yang bisa berubah,” kata Aviliani dalam webinar Indef, Rabu 21 Oktober 2020.

Tak hanya itu saja, Aviliani juga menyebut, bahwa pandemi bisa memicu debitur yang tadinya lancar menjadi debitur macet. Hal tersebut terjadi lantaran perubahan struktur bisnis yang lebih menerapkan digitalisasi sehingga menuntut perusahaan untuk melakukan efisiensi.

“Mereka harus mencermati debiturnya. Nanti akan ada debitur yang lancar dan bagus, gara-gara bisnisnya tidak berubah (tidak bisa beradaptasi) sementara perilaku masyarakat telah berubah,” sebut Aviliani.

Sebagai informasi saja, BI pun mencatatkan penyaluran kredit perbankan yang masih melambat pada Agustus 2020 hanya sebesar Rp5.520,9 triliun. Angka tersebut tercatat hanya tumbuh 0,6% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya di Juli 2020 yang tumbuh 1,0%, yoy. (*)

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News