Digitalisasi Jadi Momentum Asuransi Bertahan, Saat Pandemi Covid19

Digitalisasi Jadi Momentum Asuransi Bertahan, Saat Pandemi Covid19

Jakarta – Pandemi Covid19 masih menghantui industri keuangan dalam negri, termasuk sektor Asuransi.

Terbukti, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAU) mencatat pendapatan Asuransi Umum sampai dengan Triwulan II 2020 tercatat sebesar Rp37,6 triliun. Jumlah tersebut turun sebesar -6,1% jika dibandingkan dengan perolehan di periode yang sama di 2019 sebesar Rp40 triliun.

Berdasarkan keterangan pihak AAUI yang diunggah dalam akun instagramnya (@aaui_id), Selasa, 8 September 2020, sebagian besar lini bisnis mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal II tahun 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya antara lain Asuransi Property, Kendaraan bermotor, Pengangkutan, penerbangan, penjaminan dan aneka. Sedangkan lini usaha selain diatas masih mencatat pertumbuhan positif.

Disisi lain, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal II 2020, industri asuransi jiwa membukukan premi Rp79,4 triliun atau turun hingga 7,27 persen (year-on-year/yoy) dari premi kuartal II/2019 sebesar Rp85,6 triliun. 

Hal ini mejadi petanda buat industri Asuransi untuk berbenah dan melakukan penyesuaian dalam mendongkrak kinerja perusahaan. Penguatan digitalisasi pun dianggap menjadi salah satu strategi yang perlu dilakukan demi bisa bertahan disaat pandemi Covid19.

Artinya, pelaku industri asuransi harus mengambil momentum pelemahan pandemi sebagai batu loncatan kinerjanya, salahsatunya melalui layanan digital. Seperti yang dilakukan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance).

Jika melihat prestasi dan fundamental Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini, tentu banyak yang beranggapan Tugu Insurance perusahaan asuransi yang kuat. Pasalnya, Tugu Insurance dinilai punya Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik. Hal tersebut tercermin dari kinerja perusahaan di 2019 yang mengagumkan.

Tugu Insurance berhasil mebukukan laba tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp505,7 miliar atau naik 145,7% dari periode sama tahun 2018 sebesar Rp205,9 miliar.

Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp458,7 miliar, atau meningkat 84,1% dari tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Tugu Insurance, Indra Baruna sempat menjelaskan kinerja Tugu Insurance yang bagus di tahun 2019 tidak terlepas dari upaya Perseroan untuk senantiasa mengelola risiko dengan prinsip kehati hatian baik dari aspek underwriting maupun dalam pengelolaan investasi.

Sampai dengan periode Desember 2019 pencapaian Premi Bruto secara konsolidasi sebesar Rp6,4 triliun naik 26,5% year on year dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp5,1 triliun.

Namun tidak berenti disitu. Ditengah kondisi saat ini, demi menjaga asupan premi dan mendorong kinerjanya, Tugu Insurance terus mengembangkan platform digitalnya. Selain untuk memberikan kemudahan masyarakat mengakses informasi. Hal ini juga untuk mengadaptasi kebiasaan baru yang sedang dijalankan pemerintah.

Website tugu.com saat ini telah didisain untuk mempermudah bagi siapa saja. Bagi masyarakat yang ingin membeli produk asuransi, bisa melakukannya secara online tanpa perlu meninggalkan rumah.

“Transaksi pembelian produk asuransi secara online ini untuk menghindari atau meminimalisasi tatap muka sesuai protokol kesehatan,” ujar Indra.

Seperti diketahui, Tugu Insurance terus memperkuat bisnis ritelnya. Pasalnya, bisnis ritel juga dianggap punya potensi besar untuk terus di garap.

Untuk produk kendaraan bermotor (motor vehicle) ditahun 2019, secara induk memberikan kontribusi pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Premi dari produk kendaraan bermotor ujar Indra tercatat naik hingga 125,5% menjadi Rp204,2 miliar di tahun 2019. Sementara hasil underwritingnya naik 85,4%. menjadi Rp45,8 miliar di tahun 2019. (*)

Related Posts

News Update

Top News