Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (15/2) diperkirakan akan berbalik melemah, setelah sebelumnya mengalami kenaikan.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengungkapkan, berbalik melemahnya Rupiah, seiring dengan kenaikan laju Dolar AS setelah terimbas kembali melemahnya harga minyak mentah dunia.
Berdasarkan data yang diperoleh, Minyak WTI (West Texas Intermediate) sempat turun hingga US$26,13 per barel pada perdagangan intraday atau di bawah rekor terendah sejak Mei 2003 senilai US$26,19 yang dibukukan pada Januari.
“Tetapi, laju penurunan harga WTI mulai berkurang jelang akhir perdagangan dimana hanya turun 1,24% ke US$27,11 per barel di bursa komoditas New York,” ujar Reza dalam risetnya di Jakarta, Senin, 15 Februri 2016.
Menurut Reza, laju Dolar AS terhadap mata uang lainnya terlihat menguat seperti terhadap mata uang Euro, Dolar Australia, Yen, Swiss Franc, sehingga memberikan imbas negatif pada laju Rupiah.
Dia berharap, adanya kenaikan atau permbalikan arah, namun Rupiah diperkirakan dapat melanjutkan pelemahannya jika tidak ada sentimen positif yang cukup memberikan dorongan penguatan.
Terlebih jika rilis data-data ekonomi di awal pekan tidak begitu baik, maka disarankan agar pelaku pasar dapat mewaspadai potensi pelemahan lanjutan pada Rupiah.
“Support Rupiah 13.500 serta Resistance 13.400. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju Rupiah,” tutup Reza. (*) Rezkiana Nisaputra