Jakarta – Bank-bank tidak bisa menghindar dari tren penurunan laba pada semester satu 2020, termasuk bank BUMN yang menguasai market share hingga 40%. Ketika perbankan sulit mengucurkan kredit dan pendapatan bunganya berkurang karena program restrukturisasi, bank-bank harus melakukan efisiensi dan berlomba mengejar dana murah.
Namun, hanya BNI yang rasio dana murahnya berhasil melompat. Per Juni 2020, giro BNI terbang 17,8% dan tabungannya tumbuh 5,5% (yoy). Rasio dana murah terhadap DPK BNI per Juni 2020 pun melompat ke 65,4% dari setahun sebelumnya yang sebesar 61,2%.
Di balik terbangnya dana murah terutama giro ada peran Sis Apik Wijayanto sebagai direktur kelembagaan yang mengelola dana-dana dari institusi. Namun Sis Apik menampik bahwa kenaikan giro tersebut karena perannya semata.
“Ya tentu ada peran direksi lain. Dan pada dasarnya BNI sudah memiliki networking dan basis bisnis yang bagus, tinggal bagaimana kita me-maintaince dengan lebih baik,” tepisnya melalui pesan instan kepada infobanknews.com (25/8).
Menurut catatan Infobanknews.com, Sis Apik adalah bankir berpengalaman yang berperan penting dalam meningkatkan dana murah BRI saat menjabat direktur konsumer BRI 2016-2017 dan direktur kelembagaan 2017-2019.
Rasio CASA BRI yang pada 2014 hanya 51,77% kemudian terbang menjadi 58,25% pada 2016 dan terus meningkat menjadi 59,10% pada 2018. Namun Sis Apik kemudian dicopot oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada September 2019 bersama empat direksi lain dan pada Februari 2020 ditarik oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas untuk duduk di kursi direktur kelembagaan BNI. (*)