Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, mencatat realisasi penyaluran kredit produktif dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 17 Juli 2020 telah mencapai Rp12,05 triliun kepada 14.582 debitur.
Dari realisasi tersebut, lebih dari 99% penerima merupakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan jumlah debitur sebanyak 14,565 debitur. Sedangkan penyaluran kredit produktif program PEN kepada segmen corporate dan commercial mencapai Rp9,06 triliun kepada 17 debitur.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk membantu pemerintah membangkitkan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi coronavirus.
“Meski debitur segmen wholesale, baik corporate banking dan commercial banking membukukan penyaluran kredit PEN yang cukup besar, kami memastikan bahwa debitur ini memiliki multiplier effect yang besar, baik karena mampu menyerap banyak tenaga kerja ataupun karena ikut mendukung pencapaian target ketahanan pangan nasional,” kata Donsuwan di Jakarta, Selasa 21 Juli 2020.
Donsuwan menambahkan, pihaknya telah memberikan komitmen untuk menyalurkan kredit produktif program PEN hingga Rp21 triliun atau lebih dari dua kali lipat dari dana penempatan pemerintah di Bank Mandiri sebesar Rp10 triliun, dalam periode tiga bulan hingga September 2020.
Di segmen UMKM, jelas dia, porsi penyaluran kredit produktif termasif dilakukan pada segmen produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 9.896 debitur dengan portofolio Rp806 miliar. Kemudian segmen produk Kredit Usaha Mikro (KUM) kepada 3.821 debitur dengan baki debet Rp138,6 miliar dan segmen produk Small Medium Enterprises (Usaha Kecil & Menengah /UKM) sebanyak 821 debitur senilai Rp2,03 triliun.
Menurut Donsuwan, salah satu strategi yang diterapkan dalam penyaluran kredit produktif, khususnya ke segmen UMKM, adalah menerapkan pola jemput bola dengan memanfaatkan modernisasi sistem penginputan data calon debitur melalui aplikasi Mandiri Pintar.
“Mandiri Pintar merupakan sebuah terobosan dalam hal digitalisasi pengajuan kredit mikro produktif, sehingga dapat memangkas proses administrasi dan keputusan kredit dapat diperoleh dalam waktu 15 menit sejak data debitur diinput ke sistem Mandiri Pintar. Aplikasi kredit berbasis smartphone (android) ini juga sangat praktis karena proses pengajuan dilakukan dimana saja dan kapan saja,” ujar Donsuwan.
Dalam penerapan aplikasi Mandiri Pintar, Bank Mandiri mengoptimalkan pelibatan lebih dari 6.700 tenaga pemasar (Mikro Kredit Sales/MKS) yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendatangi debitur untuk memproses pengajuan kredit mikro produktif baru ataupun top up atas kredit mikro produktif eksisting. (*)
Editor: Rezkiana Np