Jakarta – Dalam penutupan perdagangan hari ini (18/6) nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis sebesar 5 point di level 14.077/US$ bila dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, kebijakan penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) cukup mempengaruhi penguatan rupiah tersebut.
Ibrahim menjelaskan, Pemerintah melalui berbagai strategi serta upaya untuk menjaga stabilitas perekonomian sehingga menurutnya sangat wajar kalau BI hari ini, 18 Juni 2020 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, dari sebelumnya 4,50% menjadi 4,25%.
“Ke depan, BI idak menutup kemungkinan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. Ini karena tekanan inflasi domestik yang rendah, tekanan eksternal yang mereda, dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut,” kata Ibrahim di Jakarta, Kamis 18 Juni 2020.
Meski begitu, menurutnya sentimen negatif masih membayangi rupiah dimana tahun ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan berada di kisaran 0,9-1,9%. Turun dari proyeksi sebelumnya yaitu 2,3%. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan melonjak ke kisaran 5-6%.
“Pasar mencermati penurunan suku bunga Bank Indonesia yang tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit, sehingga kurang menarik bagi dunia usaha maupun rumah tangga untuk mengambil pinjaman mengakibatkan roda perekonomian kembali stagnan,” tambah Ibrahim.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (18/6) kurs rupiah berada pada posisi 14.186/US$ terlihat menguat dari posisi 14.234/US$ pada perdagangan kemarin (17/6). (*)
Editor: Rezkiana Np