Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan laju pertumbuhan kredit masih cenderung tertahan di tengah meningkatnya ancaman risiko perlambatan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97 persen pada kuartal I 2020.
Berdasarkan indikator likuiditas LPS yang dikutip di Jakarta, Jumat, 22 Mei 2020 menyebutkan, sumber ekspansi kredit diperkirakan masih akan berasal dari bank besar yang ditopang ketersediaan likuiditas dan opsi pembiayaan serta debitur yang luas.
Menurut LPS, langkah konsumen yang menahan konsumsi akan diikuti dengan strategi korporasi dalam melakukan investasi baru, sementara perbankan cenderung akan sangat selektif dalam memberikan kredit baru mempertimbangkan kualitas debitur
Sementata itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) jika diperkirakan akan stabil dengan kecenderungan meningkat. Dimana hingga Maret 2020 saja (DPK) tumbuh 9,54% secara yoy. Pertumbuhan DPK yang cenderung lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit yang membuat LDR masih cukup longgar yaitu di level 91,92%.
Sebagai informasi, kredit perbankan pada periode Maret 2020 tumbuh sebesar 7,95% yoy. Adanya peningkatan pertumbuhan kredit sepanjang periode Maret disebabkan pertumbuhan kredit valas dan modal kerja yang meningkat.
Meski demikian peningkatan pertumbuhan kredit tersebut belum merupakan indikasi adanya perbaikan permintaan kredit, namun lebih disebabkan adanya kebutuhan likuiditas untuk biaya operasional. (*)
Editor: Rezkiana Np