Stimulus Ekonomi Optimis Mengakhiri C19C dan Krisis Ekonomi

Stimulus Ekonomi Optimis Mengakhiri C19C dan Krisis Ekonomi

Oleh : Ida Bagus Kade Perdana, Mantan Direktur Utama Bank Sinar Jreeng, Pengamat ekonomi dan perbankan.

Hari Raya Catur Berata Penyepian (CBP) telah berlalu yang jatuh pada sasih Kedasa Rabu 25 Maret 2020. Dimana rangkaian sasih Kesanga dimulai sejak 24 Februari – 24 Maret 2020 merupakan sasih tergelap dan terkotor dibanding sasih sasih lainnya dengan puncaknya pada Tilem (bulan mati) Kesanga pada tanggal 24 Maret 2020 sebelum dilaksanakannya CBP meliputi Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelunganan dan Amati Lelanguan.

Selama masa sasih Kesanga merupakan hari raya butha kala. Dimana pada sasih Kesanga ini merupakan masa pancaroba, perubahan musim kering ke musim hujan dari musim panas kemusim dingin. Para gumatat gumitit yang merupakan bhuta kala keluar dari sarangnya lalu lalang meseliweran ada yang bertranformasi berubah menjadi penyebar wabah penyakit.

Pada masa sasih Kesanga ini masyarakat telah melakukan berbagai ritual untuk menyomiakan para bhuta kala ini dengan melakukan tawur agung Kesanga disaat hari pengerupukan dengan melakukan pecaruan, mesegeh agung dan mebuu buu dengan menampilkan atraksi ogoh ogoh agar para bhuta kala kembali ke alamnya agar tidak mengganggu maupun tidak menyakiti. Seperti yang terjadi sekarang ini dengan adanya penyebaran wabah penyakit Covid 19 Corona (C19C) yang bermula dari kota Wuhan China. Telah memakan banyak korban menyebar masif keberbagai negara bagaikan pasukan perang total yang menggelobal.

Dengan ganas secara sporadis pasukan penyerang yang maya maya yang datang dari alam niskala tidak terlihat wujudnya dengan melakukan penyerangan membabi buta dan berutal tanpa ampun kealam nyata (sekala) diberbagai belahan dunia. Membuat banyak negara menjadi kalang kabut, terjadi kepanikan dan ketakutan yang mencekam bahkan nyaris tidak berdayanya manusia dan berbagai negara menghadapi serangan dahsyat penyebaran virus C19C yang tidak bisa dipandang remeh namun harus tetap waspada tidak perlu gentar apalagi panik harus tetap tenang.

Dampak yang ditimbulkan oleh wabah penyakit C19C ini seperti kejadian pada saat pelaksanaan CBP manusia tidak boleh bekerja, tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh bersenang senang berkumpul ramai ramai. Ekonomi cenderung nyaris lumpuh atau mati. Sama juga pada saat CBP ekonomi total tidak bergerak alias mati dalam satu hari itu saja.

Hanya bedanya tidak ada amati geni listrik tetap hidup tidak ada gelap gelapan. Cuman dalam CBP sudah pasti keesokan harinya ekonomi sudah bergerak kembali normal. Namun dengan terjadinya serangan penyebaran wabah penyakit yang sudah menggelobal ini dan sudah juga menular menimpa Negara kita Indonesia. Tidak terhindarkan dari serangan wabah penyakit C19C. Tidak saja mengancam nyawa rakyat Indonesia namun sudah pasti berdampak besar, pasti negatif dan tidak kondusif cenderung menimbulkan krisis ekonomi bahkan bila berlangsung lama tidak tertutup kemungkinan dunia akan dilanda depresi hebat lebih dahsyat dari depresi berat tahun 1930.

Namun kita sebagai bangsa yang religius dan spititual tidak perlu ragu dengan kemampuan pemerintah dibawah komando Presiden Jokowidodo dengan Ma’ruf Amin sebagai wapresnya dengan seluruh jajaran kabinet para kepala daerah dengan jajaran dan rakyat Indonesia bersatu padu bersama TNI yang solid dengan membulatkan tekad diyakini bisa memulihkan keadaan secepat cepatnya.

Biasa Tuhan memberikan kebahagiaan dengan cobaan cobaan berat seperti awan gelap akan menurunkan hujan membuat bumi menjadi subur. Apalagi pemerintah sudah bekerja keras mengatasi masalah wabah C19C ini dengan teroganise rapi terstruktur sistimatis dan masif. Di saat saat yang sangat pelik dan sulit kita bersyukur punya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin serta para jajaran kabinet utamanya menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati, Gubernur BI dan Pimpinan OJK yang telah melakukan tindakan antisipatif dan konkrit dengan berbagai kebijakan stimulus fiskal dan moneter yang telah dan akan digelontorkannya. (*)

Related Posts

News Update

Top News