Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan angka inflasi nasional masih akan tetap stabil ditengah pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai 16.000/US$.
Ia menjelaskan, setidaknya ada empat faktor yang membuat dampak pelemahan rupiah sangat rendah ke inflasi. Salahsatu faktornya ialah ketersedian pasokan terutama bahan pangan sangat cukup. Hal ini yang membuat inflasi dari bahan makanan atau volatile food rendah ke inflasi.
“Kedua, Kenaikan permintaan dan penawaran bahan makanan bisa dipenuhi dengan baik. Sehingga kesenjangan output negatif,” ujar Perry, Kamis 26 Maret 2020.
Faktor ketiga, lanjut Perry, kebijakan yang diluncurkan pemerintah maupun BI untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan perekonomian telah memberikan confident pasar. Oleh karenanya, BI memproyeksikan angka inflasi pada Maret di prediksi mencapai 2,98% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibanding bulan lalu 0,11%.
Kemudian, faktor keempat, Perry menyebut pelemahan rupiah hanya bersifat temporer. Hal tersebut terlihat dari stabilnya rupiah setelah meredanya kepanikan global saat ada kejelasan kebijakan negara-negara di dunia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28% (month to month/mtm). Sementara itu, inflasi tahunan Februari 2020 sebesar 2,98% (year on year/yoy).