Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memandang, kepanikan pasar global terhadap pandemi virus corona atau (Covid-19) sudah mulai mereda seiring dengan stimulus yang telah disiapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi pelemahan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19.
Tak tanggung-tanggung, Pemerintah AS bahkan menyiapkan dana sebesar US$2 triliun guna mengantisipasi perlambatan ekonomi dan disambut positif oleh pasar sehingga membuat nilai tukar rupiah bergerak menguat dan harga saham terus menguat.
“Hal tersebut membuat hampir sebagian besar (saham) adalah di warna hijau artinya mengalami perbaikan atau kenaikan harga, dan ini menunjukkan bahwa kondisi kondisi kepanikan global itu mereda dan apa yang kita alami di pasar keuangan Indonesia tidak terpisah dari kondisi pasar keuangan dunia,” kata Perry di Jakarta, Kamis 26 Maret 2020.
Dia mengungkapkan, saat ini nilai tukar berada di posisi Rp16.250 per dolar AS menguat dibanding posisi Senin (23/3) atau Selasa (24/3) lalu. Menurutnya, pelaku pasar baik bank, non bank, eksportir dan importir sudah menjalankan mekanisme pasr dengan sangat baik. Hal ini turut mengurangi tekanan yang ada pada nilai tukar.
Sementara pada pasar saham indeks harga saham gabungan (IHSG) juga terpantau terus mengalami penguatan hingga berada pada level sekitar 4.316. Perry menyebut tekanan yang terjadi pada IHSG beberapa waktu lalu karena adanya kepanikan pada pasar keuangan global.
“Di pasar obligasi pemerintah, investor asing sudah mulai membeli SBN di pasar sekunder. Outlflow juga mengalami penurunan, ini menunjukkan jika kondisi pasar keuangan, seperti saham dan obligasi semakin membaik,” jelas dia.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (26/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp16.328/ US$ atau terlihat menguat dari posisi Rp16.486/US$ pada perdagangan lusa kemarin (24/3). (*)
Editor: Rezkiana Np