Jakarta – Bank Indonesia (BI) memastikan perbankan nasional masih dalam keadaan sehat dan jauh lebih kuat untuk menghadapi pelemahan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjio pada saat melakukan live streaming perkembangan ekonomi terkini bersama media di Jakarta. Dirinya menyebut kondisi pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini sungguh sangat berbeda dengan kondisi krisis ekonomi tahun 1998 maupun tahun 2008.
“Perbankan kita jauh lebih kuat, dengan Capital Adequacy Ratio perbankan sekarang di kisaran 23% dan NPL tentu saja sebelum adanya Covid-19 masih rendah di 2,5%,” kata Perry di Jakarta Kamis 26 Maret 2020.
Meski begitu, dirinya tak menampik bahwasanya penyebaran Covid-19 ini akan berdampak terhadap sektor jasa keuangan serta ekonomi dalam negeri. Oleh karena itu, BI senantiasa menggandeng seluruh pihak termasuk OJK, Kementerian Keuangan serta Pelaku Perbankan guna memitigasi pelemahan ekonomi tersebut.
Sebagai informasi, stabilitas sistem keuangan masih terpantau stabil yang tercermin dari rasio kecukupan modal atau CAR perbankan pada Januari 2020 masih tinggi yakni 22,74%, dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,77% (gross) atau 1,08% (net).
Sementara itu, pertumbuhan kredit masih perlu mendapat perhatian, tercermin dari angka pertumbuhan kredit pada Januari 2020 sebesar 6,10% (yoy), sedikit meningkat dari 6,08% (yoy) pada Desember 2019. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mulai meningkat dari sebesar 6,54% (yoy) pada Desember 2019 menjadi 6,80% (yoy) pada Januari 2020. (*)
Editor: Rezkiana Np