Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (26/3) diprediksi akan menguat tipis seiring dengan harapan stimulus dari bank sentral AS (The Fed).
“Partai Demokrat dan Partai Republik di Kongres AS yang terpisah mengatakan Selasa malam bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal pada paket stimulus US$2 triliun untuk membatasi kerusakan ekonomi dari pandemi coronavirus,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis 26 Maret 2020.
Sementara di dalam negeri, Pemerintah RI sampai saat ini belum ada rencana untuk melakukan lockdown baik sebagian atau secara keseluruhan alasannya adalah setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisiplinan yang berbeda-beda. Pilihan tersebut ditanggapi beragam oleh berbagai ekonom. Namun beberapa pelaku pasar memandang kesehatan masyarakat yang paling utama.
“Oleh karena itu sesuai dengan kajian bahwa lockdown bukan sebuah pilihan yang tepat, tetapi yang paling pas diterapkan adalah Physical Distancing yaitu dengan cara menjaga jarak aman dan kalau itu bisa dilakukan maka bisa mencegah penyebaran covid-19,” kata Ibrahim.
Ke depan, pasar terus memantau strategi yang dilakukan oleh pemerintah, dimana sampai saat ini ada perkembangan yang positif di mana pemerintah dan masyarakat terus bergotong royong, guyub rukun bersama-sama mensosialisasikan covid-19 berbahaya sehingga informasi tersebut sampai ke masyarakat bawah.
Sebagai informasi saja, pada perdagangan pagi hari ini (26/3) Kurs Rupiah berada di level Rp16.205/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan lusa kemarin (24/3) yang masih berada di level Rp16.540/US$.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (26/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp16.328/ US$ atau terlihat menguat dari posisi Rp16.486/US$ pada perdagangan lusa kemarin (24/3). (*)
Editor: Rezkiana Np