Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengimbau agar perbankan nasional dapat segera merespon kebijakan BI terkait penurunan BI Rate menjadi 7,25%. Respon kebijakan yang dapat diambil perbankan yakni dengan ikut menurunkan suku bunga bank.
Menanggapi kondisi tersebut, PT Bank Mandiri Tbk mengaku belum berencana untuk menurunkan suku bunganya baik simpanan maupun pinjaman dalam waktu dekat ini. Menurut perseroan jika mengacu pada NIM (nett interest margin) atau rasio pendapatan bunga, masih tergolong rendah
“Jika dibandingkan, NIM kami itu 5,8% per September 2015, ini paling rendah di antara lima bank besar lainnya,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Rabu, 27 Januari 2016.
Kendati begitu, kata dia, rezim suku bunga tinggi akan ditinggalkan. Pasalnya, dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), suku bunga perbankan harus rendah. “Suku bunga perbankan kita masih kurang kompetitif dengan suku bunga perbankan ASEAN,” tukasnya.
Di tempat terpisah, Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, dalam penentuan suku bunga bank, bergantung pada dinamika likuiditas dan deposito. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan DPK kurang begitu baik, sehingga likuiditas dan deposito cenderung tidak menguntungkan sektor perbankan.
“Suku bunga sangat tergantung dari dinamika likuiditas dan deposito. Jadi memang tahun-tahun ini pertumbuhan DPK agak melambat, apalagi pada kuartal I,” tutupnya.