Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku, transmisi penurunan bunga acuan BI 7day Reverse Repo Rate (BI7DRR) terhadap suku bunga perbankan masih terus berlanjut meskipun belum optimal.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, rerata tertimbang suku bunga deposito pada Desember 2019 tercatat 6,31% atau sudah turun 52 bps sejak akhir Juni 2019 sebelum BI7DRR mulai diturunkan pada bulan Juli 2019.
“Suku bunga kredit modal kerja juga turun 33 bps sejak akhir Juni 2019 atau 47 bps sejak Januari 2019 menjadi 10,09% pada Desember 2019,” kata Perry di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Kamis 23 Januari 2020.
Sedangkan untuk transmisi suku bunga ke pasar uang dinilai masih berjalan cukup baik, tercemin pada penurunan suku bunga PUAB tenor 1 minggu sebesar 111 bps menjadi 5,06% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 117 bps menjadi 5,07% sejak akhir Juni 2019.
Likuiditas di pasar uang dan perbankan juga tercatat masih memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB Desember 2019 tetap tinggi sebesar Rp17,60 triliun serta rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap besar yakni 21,10% pada November 2019.
Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2019 bergerak sejalan dengan pola pertumbuhan ekonomi, yakni masing-masing 10,52% (yoy) dan 7,11% (yoy).
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif,” tukas Perry.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2019, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin (bps) ke level 5%. Pelonggaran moneter itu secara berturut diputuskan dalam RDG Juli, Agustus, September, dan Oktober 2019 dengan masing-masing sebesar 25 bps, setelah sepanjang paruh pertama tahun 2019 memutuskan menahan suku bunga acuan hingga Januari 2020. (*)
Editor: Rezkiana Np