Bandung Barat — PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) fokus meningkatkan penetrasi bisnis ritel dan transaksional. Per September 2019, strategi tersebut berhasil meningkatkan perolehan laba bersih perseroan sebesar 9,8 persen secara setahunan menjadi Rp151 miliar, dibanding pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137 miliar.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, perseroan tetap fokus untuk memacu pertumbuhan berkelanjutan, bisnis Ritel, dan kualitas portofolio. Peningkatan kinerja Perseroan ditopang oleh peningkatan kinerja Bisnis Ritel yang mencakup sektor Konsumer dan sektor UMKM.
Pembiayaan kredit konsumer yang disalurkan Bank Bukopin menyasar nasabah individu, PNS Aktif, dan Pensiunan. Produk kredit konsumer meliputi produk Pra-Pensiun dan kredit Pensiun, Kredit Pemilikan Mobil, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Multiguna, dan Kartu Kredit Bukopin. Layanan pembiayaan konsumer meliputi Priority Banking, e-Banking, dan Tabungan
Digital Wokee.
Selain kredit konsumer, Perseroan juga mengembangkan bisnis Ritel berisiko rendah di Sektor UMKM dengan nilai pembiayaan di bawah Rp15 miliar. Pembiayaan kredit UMKM meliputi Showroom Financing, Invoice Financing, Flexy Bill, Flexy Health, Flexy gas, dan Flexy Retail.
Sementara strategi pada bisnis Komersial, Bank Bukopin menjaga pada komposisi kredit dengan tingkat risiko yang rendah dengan menyasar pada sektor bisnis Komersial mencakup Bidang energi, kesehatan, properti, agribisnis, dan telekomunikasi.
Eko optimistis dengan pengembangan bisnis Ritel dan Komersial yang semakin solid, perseroan akan dapat memacu pertumbuhan kinerja dan memperbaiki kualitas kredit.
Sampai dengan September 2019, Bank Bukopin menyalurkan kredit sebesar Rp66,56 triliun, sebagian besar disalurkan ke sektor ritel, yaitu UMKM (29,8 persen) dan konsumer (16,8 persen), sedangkan komersial sebesar 19,9 persen.
Pada periode yang sama, Dana Pihak Ketiga yang ditempatkan di Bank Bukopin tumbuh 3,35 persen menjadi Rp76,42 triliun. Sementara Per September 2019 rasio LDR Perseroan tercatat 86 persen. Ini menunjukkan ruang penyaluran kredit masih terbuka cukup lebar. Dengan posisi rasio kecukupan modal (CAR) yang sudah meningkat menjadi 13,51 persen, Bank Bukopin akan memiliki ruang yang semakin lebar untuk melakukan ekspansi.
Dari sisi kualitas kredit, rasio NPL (net) Bukopin per September 2019 tercatat membaik menjadi 3,81 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2018 yang mencapai 4,75 persen.
Di sisi lain, Fee Based Income Bank Bukopin juga meningkat menjadi Rp1,21 triliun, tumbuh 112,26 persen dibandingkan periode September 2018 sebesar Rp572 miliar. “Pertumbuhan sangat besar pada pendapatan Fee Based didukung dari produk-produk Flexy Bill, Flexy Gas, Flexy Health, dan Invoice Financing,” tutup Eko dalam acara Public Expose Bukopin di Padalarang, Bandung Barat (15/11). (*)