Oleh: Mikail Arkana Mo
Pengamat dari The Asian Finance and Capital Market Institute
POSISI Dirut Mandiri masih kosong. Namun menurut Erick Thohir nama-nama pengganti Kartika Wiryoatmodjo sudah di kantongnya. Erick Thohir memastikan, bahwa posisi Mandir1 merupakan orang yang berasal dari Bank Mandiri. Siapa mereka? Nama-nama itulah yang sekarang menjadi spekulasi.
Setelah Kartika Wiryoatmodjo menduduki posisi Wakil Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) posisi sementara Dirut Mandiri dipegang oleh Sulaiman Arief Arianto.
Sulaiman sebelumnya menjadi Wakil Direktur Utama, Bank Mandiri.
Publik sudah menduga, bahwa pengganti Kartika berasal dari Mandiri. Hal ini bukan karena Wamennya sama-sama dari Mandiri, tapi memang selayaknya begitu. Ada karir yang pasti, toh karena Mandiri tidak dalam kondisi bermasalah. Era sebelumnya (Rini Soemarno) yang diterapkan adalah puter sana puter sini seperti strika. Tidak ada pola yang jelas.
Siapa nama-nama yang di kantong Erick Thohir yang sudah pasti harus mendapat izin Presiden – karena orang nomer satu dari bank harus mendapat restu dari Presiden. Di kalangan perbankan sudah terjadi bisik-bisik. Dan, nama yang paling sering muncul ke permukaan ada lima nama;
Pertama, Pahala N. Mansuri, mantan bankir dari Mandiri, yang kini sebagai direktur keuangan Pertamina.
Di Pertamina Pahala termasuk sukses karena berhasil menekan kerugian ratusan miliar. Ia termasuk bankir muda yang penuh perhitungan. Sebelum ke Garuda, ia bersaing ketat dengan Kartika Wiroatmodjo menjadi Mandiri1.
Kedua, Royke Tumilaar, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri. Corporate Banking merupakan core dari bisnis Mandiri. Royke menjadi direktur Mandiri sejak 2011 dan untuk periode keduanya. Ia pernah berkarir di Bank Dagang Negara (BDN) yang kemudian merger menjadi Mandiri
Ketiga, Hery Gunardi, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri. Ia mulai karir dari Bapindo yang kemudian merger dengan empat bank menjadi Mandiri. Hery menjadi direktur Mandiri sejak 2013.
Keempat Sulaiman Arif Arianto, yang sekarang menjadi Wakil Direktur Utama Mandiri. Sebelumnya Arief adalah direktur korporasi di BRI. Sulaiman bertukar tempat dengan Sunarso yang ke BRI. Pertukaran kursi ini terjadi tahun 2015 ketika posisi Dirut Mandiri dipegang oleh Budi G. Sadikin.
Ada satu nama lain disebut, yaitu Nixon LP Napitupulu yang sejak 2017 menjadi direktur di BTN. Saat ini, Nixon memegang direktur keuangan di BTN. Namanya disebut karena ia termasuk mampu.
Namun kabarnya Nixon akan menjadi BTN1 dan akan bersaing dengan Sis Apik Wijayanto yang sukses di BRI – dengan mengembangkan bisnis kelembagaan di BRI.
Sis Apik Wijayanto digusur dari BRI. Sis Apik sendiri juga pernah di BTN.
Namun tidak tertutup kemungkinan Oni Febrianto yang menjadi Plt Dirut BTN sekarang juga punya peluang besar untuk menjadi Dirut BTN karena Oni merupakan orang dalam BTN.
Siapa pun yang menjadi Direktur Utama Mandiri atau Direktur Utama BTN, yang pasti tidak akan menimbulkan kegoncangan. Pengalaman yang terjadi pergantian direksi di BRI yang penuh kehebohan.
Untuk itu, langkah Erick untuk mengevaluasi direksi dan komisaris mendapat apresiasi. Erick menyebutkan akan melakukan evaluasi secara menyeluruh kepada direksi BUMN yang dipilih berdasarkan kedekatan atau like and dislike.
“Saya sudah minta semua direksi BUMN harus membuat rencana kerja lima tahun yang akan kita review secara profesional. Di situ kita lihat strategi dan model bisnisnya,” tegas Erick Thohir yang mengedepankan prinsip-prinsip profesionalisme.
Nah, setelah evaluasi itu dilakukan, Erick Thohir tidak menutup kemungkinan akan adanya perombakan di berbagai perusahaan negara. Kartiko dan Budi Sadikin tahu betul mana yang punya kompetensi dan mana yang selama ini “menjilat” dan ABS.
“Bisa saja, kalau yang sudah bagus, ya kenapa harus diubah. Tetapi kan ini bagian dari profesionalisme,” pungkasnya.
Sejumlah pihak telah mendorong Menteri BUMN yang baru untuk melakukan “bersih-bersih” terhadap BUMN. Sudah waktunya, BUMN kembali mengedepankan tata kelola yang baik. Tidak lagi main copot, angkat lalu copot lagi sesuka mood Menteri dan Deputy Kementrian BUMN.
Sekali lagi BUMN bukan singkatan Badan Usaha Milik Nenek moyangnya. Jadi, untuk Mandiri1 dan BTN1 tentu orang pilihan berdasarkan kinerja dan kapasitasnya. Dan, tentun Presiden akan memilih orang nomer satu di Mandiri dan BTN yang mumpuni sesuai dengan visi ke depan.
(*)