Jakarta – Para pelaku pasar saat ini tengah menantikan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar pada 17-18 Juli 2019.
Konsensus pasar memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega bakal menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
“Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%,” kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya di Jakarta, Kamis 18 Juli 2019.
Ibrahim menilai, Bank Indonesia cukup realistis untuk dapat menurunkan suku bunga acuan miliknya seiring dengan masih stabilnya perekonomian nasional.
Tak hanya itu, dari industri perbankan sendiri Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menilai ada ruang cukup lebar dari BI untuk menurunkan suku bunga.
“Nilau tukar menguat capital inflow masuk, IHSG menguat walau koreksi dikit. Ini kalau lihat parameter ada room penurunan suku bunga acuan,” kata Hery.
Pihaknya menilai, penurunan suku bunga acuan nantinya dapat mendorong bisnis perbankan khususnya dapat memperbaiki Net interest margin (NIM) perbankan.
“Kita tunggu saja mudah-mudahan dampak positif itu ada. Itu bakal baik bagi perbankan nasional karena berpengaruh ke sukubunga, kalau lebih rendah NIM kita bisa lebih baik,” tambah Hery.
Sebagai informasi, untuk suku bunga acuan BI sendiri, sejak Desember 2018 hingga Juni 2019 BI konsisten untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (*)
Editor: Rezkiana Np