Jakarta–Ekonom PT Mandiri Sekuritas Andri Asmoro mengatakan, kegagalan pemerintah dalam memenuhi target penerimaan pajak di tahun ini akan mengubah struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di tahun 2016 mendatang, sehingga kondisi ini akan mengganjal sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%.
“Terciptanya shortfall (selisih target dengan prediksi realisasi) pajak akan berulang di tahun depan. Kalau shortfall-nya besar, tentu impact-nya otomatis ke belanja negara,” kata Andri di Gedung Mandiri Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Melihat hal demikian kata Andri pihaknya memperkirakan, APBN 2016 akan mengalami perubahan di awal tahun, karena target penerimaan pajak di tahun ini dipastikan tidak sesuai target sebesar Rp1.294,2 triliun.
“Artinya, belanja (2016) akan dikurangi, kalau ada penyesuaian target pajak,” tuturnya.
Lebih jauh, Andri mengungkapan, target penerimaan pajak di APBN-P 2016 tidak akan jauh berbeda dengan sasaran di APBN-P 2016.
Dengan demikian, jelas dia, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 akan sebesar 5%. Sementara itu, dari sisi inflasi di sepanjang tahun depan ia memperkirakan akan berada dikisaran 5%.
Mandiri Sekuritaspun memproyeksikan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berkisar Rp14.000-14.300 atau dengan batas tengah di level Rp14.150.
“Pada 2016, ada kemungkinan BI Rate diturunkan, karena memang room-nya sudah ada. BI Rate di tahun depan bisa menjadi 7%,” tutupnya. (*) Dwitya Putra