Jakarta — Bank Indonesia (BI) mencatatkan peningkatan pertumbuhan kredit perbankan terus berlanjut pada Februari 2019. Tercatat, penyaluran kredit tercatat sebesar Rp5.254‚7 triliun atau tumbuh 12, persen (yoy), sedikit Iebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9 persen (yoy).
Dalam laporan likuiditas Bank Indonesia pada bulan Febuari, akselerasi penyaluran kredit utamanya terjadi pada golongan debitur korporasi yang memiliki pangsa 50 perseb dari total penyaluran kredit. Sedangkan kredit kepada korporasi tumbuh sebesar 15,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,8 persen (yoy). Di sisi Iain‚ debitur perseorangan dengan pangsa 46,1 persen dari total kredit tumbuh melambat dari 9,2 persen (yoy) menjadi 8,9 persen (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit terjadi pada kredit investasi (KI) yang tumbuh meningkat dari 12,6 persen (yoy) menjadi 13,4 persen (yoy) pada bulan Februari 2019 terutama pada sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) serta sektor pertaman, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Peningkatan KI pada sektor LGA tercatat dari 15,3 persen (yoy) pada Januari 2019 menjadi tumbuh 16,1 persen (yoy) pada Februari 2019 terutama didorong oleh subsektor ketenagalistrikan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara kredit investasi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan penkanan tercatat tumbuh 10,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,5 persen (yoy) yang bersumber pada subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Lampung.
Sedangkan untuk kredit modal kerja (KMK) tercatat tumbuh stabil sebesar 12,9 persen (yoy) pada bulan Februari 2019 seiring akselerasi kredit pada sektor perdagangan hotel, dan restoran (PHR) yang disumbangi dengan perlambatan kredit sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan. Pertumbuhan KMK sektor PHR meningkat dari 8,6 persen (yoy) menjadi 9 persen (yoy) pada Februari 2019 terutama disebabkan oleh kredit yang disalurkan untuk subsektor perdagangan makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, pertumbuhan KMK kepada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan mengalami perlambatan dari 9,4 persen (yoy) menjadi 7,3 persen (yoy) khususnya pada subsektor perantara keuangan nonbank (leasing).
Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) pada Febuari 2019 tumbuh 9,5 persen (yoy), melambat dibanding bulan sebelumnya sebesar 9,9 persen (yoy), yang bersumber dari perlambatan kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna.
Sejalan dengan pertumbuhan total kredit, pertumbuhan kredit properti pada Februari 2019 meningkat dari 16,6 persen (yoy), menjadi 17,9 persen (yoy), didorong oleh peningkatan kredit KPR dan KPA, serta kredit konstruksi.
Pertumbuhan kredit KPR dan KPA sebesar 13,7 persen (yoy) pada bulan Februari 2019 bersumber dari kredit untuk KPR tipe 22 s.d 70 di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Sementara itu, akselerasi kredit konstruksi sebesar 29,1 persen (yoy) dari 24,7 persen (yoy) dibulan sebelumnya terutama terjadi pada subsektor bangunan jalan tol di Jawa Timur dan Riau.
Penyaluran kredit kepada sektor UMKM pada bulan Februari 2019 tercatat sebesar Rp963,2 triliun, tumbuh meningkat dari 11,4 persen (yoy) pada Januari 2019 menjadi 11,6 persen (yoy) pada bulan berjalan. Peningkatan terjadi pada seluruh skala usaha baik kredit mikro, kecil dan menengah dari masing-masing sebesar 15,5 persen (yoy), 10,9 perden (yoy), den 9,6 persen (yoy) pada Januari 2019 menjadi masing masing sebesar 15,6 persen (yoy), 11,2 persen (yoy), dan 9,8 persen (yoy) pada bulan berjalan. (*)