Jakarta – Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan terus menguatkan sektor energi dengan meningkatkan program pengurangan impor bahan bakar mentah dan meningkatkan pemakaian minyak sawit.
Hal tersebut disampaikan Jokowi pada saat debat Calon Presiden kedua di Hotel Sultan Jakarta. Jokowi menyebut, saat ini Pemerintah telah mewujudkan program pengurangan impor dengan penerapan Biodiesel 20 (B20).
“B20 sudah rampung. Kita menuju B100. Dan 30% dari total produksi kelapa sawit akan masuk ke biofuel,” kata Jokowi di Jakarta, Minggu 17 Februari 2019.
Dirinya yakin, progam yang telah dijalankan tersebut juga dapat terus memperbaiki sektor migas dan memperkecil ketergantungan impor.
Sebagai informasi Biodiesel 20 ialah program pemerintah dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) mesin diesel dengan campuran 20 persen minyak sawit dan 80 persen solar. Sebelumnya, penggunaan biodiesel masih untuk B15 atau campuran 15 persen minyak sawit dan 85 persen minyak solar. Selain menghemat biaya impor, penggunaan B20 juga memberikan kontribusi mengurangi emisi CO2 sebesar 6-9 juta ton per tahun.
Penerapan Biodiesel 20 persen akan diimplementasikan setelah pemerintah selesai merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2014 tentang penggunaan Bahan Bakar Nabati. Skema penggunaan B20 ini nantinya ditujukan untuk industri manufaktur, pertambangan, kereta api, PLN, dan kapal laut. (*)