Jakarta – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) di sepanjang 2018 berhasil mencatatkan dana kelolaan termasuk reksa dana penyertaan terbatas dan pengelolaan dana sebesar Rp53,4 triliun, atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp51 triliun.
Sedangkan untuk Asset Under Management (AUM) reksa dana, menurut Direktur Mandiri Investasi Endang Astharanti, Mandiri Investasi berhasil mencatatkan sebesar Rp48,2 triliun. Nilai tersebut termasuk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
“Market share Mandiri Investasi di Industri Reksa Dana mencapai 9,1 persen dan menjaga posisi nomor 1 di peringkat AUM industri reksa dana nasional,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 13 Februari 2019.
Baca juga: Mandiri Investasi Optimis Bisnis Reksa Dana Tumbuh Positif di 2019
Dia merincikan, komposisi AUM reksa dana Mandiri Investasi per Desember 2018 masih di dominasi oleh reksa dana terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 34 persen. Diikuti oleh reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap yang masing-masing berkontribusi sebesar 18 persen dan 14 persen.
Di 2018 Mandiri Investasi telah meluncurkan beragam Investasi Alternatif yaitu KIK-EBA Mandiri GIAA01 dengan nilai Rp2 triliun, yang merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat dengan rute Jeddah dan Madinah sebagai underlying.
Selain itu, tambah dia, Mandiri Investasi juga telah menerbitkan Reksa Dana Pendapatan Tetap Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIET) dengan nilai total Rp1,97 triliun untuk pembiayaan infrastruktur jalan tol Trans Jawa.
“Mandiri Investasi juga melakukan terobosan dengan menyediakan akses investasi ke offshore market yang dilakukan melalui kerjasama dengan Aset Manajemen dan Private Bank Global yaitu Lombard Odier,” ucapnya. (*)