Jakarta — Ekonom Senior Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memproyeksikan, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) pada tahun ini tidak akan menaikan suku bunga acuannya begitu sering seiring dengan perlambatan perekonomian Amerika Serikat (AS).
Bahkan Tony mengatakan, The Fed diperkirakan hanya akan menaikan suku bunga acuannya sebanyak satu kali hingga akhir 2019 ini.
“Saya tidak percaya Amerika akan menaikan suku bunganya tahun ini hingga 3 kali. Mungkin sekali saja cukup karena suku bunga saat ini saja Amerika sudah di 2,5 persen,” kata Tony pada acara Diskusi Kongkow Bisnis “Menanti Asa Perekonomian Dua Calon Pasangan Pemimpin Indonesia” di Jakarta, Rabu 16 Januari 2019.
Menurutnya, angka inflasi AS yang telah menyentuh 2,5% membuat The Fed berhati-hati dalam menaikan suku bunga acuannya. Terlebih perekonomian AS diproyeksikan masih stagnan pada tahun ini.
Baca juga: Ekonomi AS Melambat, BI Koreksi Kenaikan The Fed Hanya 2 Kali
“Nah inflasi AS juga 2,5 persen, kalau the Fed ingin memberi margin menabung maka suku bunga Amerika cukup 2,5 persen,” kata Tony.
Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25 hingga 2,50 persen pada bulan Desember 2018 lalu.
Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (The Fed) pada tahun 2019 hanya sebanyak dua kali. Proyeksi tersebut tercatat telah mengalami perubahan dimana sebelumnya BI memprediksi kenaikan The Fed akan menaikan suku bunganya 3 kali pada 2019. (*)