Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengaku sudah melakukan sejumlah persiapan sebagai aksi korporasi dalam menyambut tahun politik 2019. Perseroan akan fokus pada bisnis untuk meningkatkan kinerja 2019 sebagai landasan untuk lebih meningkatkan kinerja bisnis pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan langkah tersebut perseroan optimis bakal meningkatkan kapasitas kredit terutama dalam mendukung program pemerintah untuk satu juta rumah. Salah satu strategi yang akan dilakukan BTN adalah dengan manargetkan pertumbuhan laba sekitar 16-19 persen pada 2019. Adapun untuk target kredit dan dana pihak ketiga (DPK) BTN menargetkan pertumbuhan sekitar 15 persen.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, target pertumbuhan yang masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) tersebut merupakan target konservatif dengan mempertimbangkan beberapa kondisi. Antara lain kenaikan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang diekspektasikan akan berlanjut, dengan proyeksi 6 persen di akhir 2018 dan 6,50 persen di 2019.
“Target tersebut juga sudah dengan penyesuaian kebutuhan alokasi CKPN untuk persiapan pemenuhan PSAK 71 di tahun 2020,” ujar Maryono dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip Senin, 3 Desember 2018.
Selain terkait kondisi sektor ekonomi, kata Maryono, target RBB BTN juga disesuaikan dengan adanya Pemilu legisiatif dan presiden yang akan dilakukan serentak. Namun, kata dia, pengaruh tahun politik sangat kecil terhadap bisnis BTN. “Kami berharap Pemilu berjalan damai dan lancar sehingga tidak mengganggu iklim bisnis di Indonesia. Jadi pengaruhnya kecil tahun politik ini,” ucapnya.
Menurut Maryono dengan melihat kondisi tersebut, BTN optimistis tahun 2019 bisa menyalurkan pembiayaan KPR sebanyak 850.000 unit. Jumlah itu naik 100.000 unit dibandingkan target tahun ini yang sebesar 750.000 unit. Untuk mencapai target dalam RBB itu, perseroan telah menetapkan beberapa strategi. Di antaranya memperkuat kontribusi pertumbuhan KPR Subsidi (SSB, FLPP, BP2BT dan TAPERA).
Selain itu, meningkatkan pertumbuhan KPR Non Subsidi dengan skema KPR segmen MBR dan ASN, memperkuat peran BTN HFC dan mengembangkan inisiatif yang mendukung pengembangan bisnis developer hunian bersubsidi. BTN juga akan melakukan streamlined proses penyaluran KPR Subsidi, memperluas aliansi strategis dengan developer di luar pulau Jawa dan mengembangkan model bisnis untuk konsumen mass informal.
Baca juga: BTN Tak Agresif Naikkan Suku Bunga
Untuk mendukung capaian tersebut, perseroan akan mengimplementasikan struktur organisasi yang agile, dengan streamline peran Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. Kemudian mempercepat proses bisnis (kredit dan pembukaan rekening dana) melalui Roll-Out inisiatif Business Process Improvement (BPI) dan meningkatkan produktivitas tenaga penjual di Kantor Cabang dan Outlet dengan mengimplementasikan inisiatif Branch Activity.
”Harapannya tahun depan kontribusi kami terhadap program sejuta rumah lebih besar lagi,” jelasnya.
Sektor perumahan masuk dalam Nawa Cita kelima, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, yang diimplementasikan dalam bentuk menyediakan rumah yang layak bagi masyarakat melalui Program Sejuta Rumah. Program ini pertama kali dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada 29 April 2015 di Ungaran, Jawa Tengah. Sejak dicanangkan sampai saat ini pemerintah telah berhasil mendongkrak pembangunan rumah yang sangat signifikan.
Pada 2015, Program Sejuta Rumah berhasil tercapai sebanyak 669.770 unit, 2016 naik menjadi 805.169 unit dan pada 2017 terealisasi 904.758 unit. Tahun ini angka realisasi Program Sejuta Rumah juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Keberhasilan, Program Sejuta Rumah imi tidak terlepas dari peran Bank BTN dalam membuat target Program Sejuta Rumah terus tumbuh lebih baik.
Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp242 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp106 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp136 triliun.
Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp52,4 triliun, maka tahun 2016 penyaluran KPR mengalami kenaikan signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp63,9 triliun. Kemudian angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp71,5 triliun.
Untuk tahun ini BTN optimistis penyaluran KPR bisa tembus 750.000 unit. Hingga akhir September 2018 KPR yang sudah disalurkan sebanyak 574.444 unit senilai Rp54,9 triliun. (*)