Jakarta — Guna menekan angka defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih terjadi di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pelaku industri untuk menerapkan hilirisasi industri.
Hal tersebut disampaikan Jokowi pada acara CEO Networking Dalam Rangka HUT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Ritz-Carlton Jakarta. Jokowi menilai, dengan sumberdaya alam yang melimpah, Indonesia harus mampu memanfaatkan tersebut.
“Kuncinya dari hilir. Industrialisasi hilirisasi. Disitulah kunci. Kalau sejak dulu bangun industri aluminium maka impor tidak perlu terjadi. Beratus ribu ton dan maka pengaruhnya ke CAD,” tegas Jokowi di Jakarta, Senin 3 Desember 2018.
Baca juga: BI: Kebijakan B20 Telah Perbaiki 0,2% CAD
Pihaknya juga menyayangkan kondisi Indonesia dengan produsen terbesar namun masih saja mengandalkan impor bahan bakar minyak. Oleh karena itu, Jokowi mengupayakan untuk mewajibkan implementasi program penggunaan biodisel 20 persen (B20) yang merupakan bagian dari strategi untuk menekan volume impor solar.
“Negara kita produsen kelapa sawit terbesar di dunia 42 juta ton produksi kita CPO per tahun. Ini yang sekarang kita usahakan agar ada hilirisasi CPO B20. Kita wajibkan penggunannya. Berapa juta ton impor solar yang bisa kita hemat,” kata Jokowi.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) pada triwulan III 2018 telah mencapai US$ 8,8 miliar atau sebesar 3,37 persen terhadap PDB. Angka tersebut terlihat melebar bila dibandingkan pada triwulan II yang mencapai US$ 8,0 miliar atau 3,02 persen terhadap PDB.(*)