Jakarta — Kredivo, kartu kredit digital untuk milenial Indonesia, meraih penghargaan Global Top 100 startup tekfin yang diumumkan oleh KPMG dan H2 Ventures, serta startup regional nomor 1 kategori Usaha Kecil dan Menengah pada Singapore Fintech Festival.
Daftar Global Top 100 yang diumumkan KPMG dan H2 Ventures ini menyoroti 100 perusahaan-perusahaan teknologi finansial yang paling inovatif di seluruh dunia.
Kredivo menjadi satu-satunya perusahaan penyedia pinjaman dari Asia Tenggara yang masuk daftar ini. Singapore Fintech Festival, festival tekfin terbesar di dunia, menampilkan inovasi tekfin, dan mengakui startup yang telah memberikan dampak pada skala regional dan global.
Diselenggarakan bersama oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan sektor swasta, penghargaan yang diberikan telah melalui proses seleksi ketat, yang dilakukan oleh PwC, dan melibatkan para pakar industri sebagai juri. Pengakuan Kredivo sebagai startup nomor 1 di Asia Tenggara dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah merepresentasikan kualitas produk dan dampak yang dibawa Kredivo dalam memberikan akses kredit kepada jutaan milenial Indonesia.
“Mereka melihat seberapa inovatif perusahaan, bagaimana perusahaan mendobrak proses konvesional di industri finansial, dan apa dampaknya. Kemudian, diukur dari berapa besar dana yang sudah disalurkan, security dari keamanan data dan manajemen juga,” ujar Akshay Garg, co-founder dan CEO dari FinAccel atau Kredivo, Kamis (22/11).
Akshay menambahkan, akses terhadap kredit merupakan persoalan besar bagi milenial Indonesia, dan pihaknya menjawab melalui kemudahan, transparansi, dan fairness lewat Kredivo.
“Kami sangat bersyukur hasil kerja kami dapat diakui, baik dalam skala global maupun regional. Kami berharap bisa membawa dampak yang lebih besar lagi di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Kedepannya, Kredivo berencana untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara ASEAN, seperti Filipina, Vietnam, Thailand dan Singapura yang ditargetkan pada 2019.
“Kalau mau ekspansi harus pikir demokrasi disana, masalah apa, tantangan apa, kebutuhannya apa. Tergantung negaranya,” pungkasnya. (Ayu Utami)