Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo) mengaku masih membutuhkan dana segar untuk mengembangkan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II dan kawasan industri. Tahun depan, perseroan berharap bisa menarik kredit sindikasi dari perbankan sekitar Rp 4 triliun.
“Itu konsolidasi ya, termasuk untuk anak perusahaan. Jadi tahun depan kemungkinan kita butuh Rp4 triliun. sebesar Rp3 triliun untuk Pelindo I, selebihnya untuk anak perusahaan karena kita ada beberapa proyek penugasan,” kata Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana usai penandatanganan kerjasama pembiayaan investasi dengan Bank Mandiri, BRI, dan BNI di Jakarta, Senin 19 November 2018.
Selain pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri seluas 400 hektare, Pelindo I juga mengembangkan proyek Pelabuhan Batuampar lewat anak usahanya PT Prima Indonesia Logistik yang bersinergi dengan Pelindo II. Perseroan juga berpartisipasi dalam konsorsium BUMN yang mengembangkan kawasan ekonomi khusus di Lhokseumawe, Aceh.
Bambang juga mengatakan, untuk mencari pendanaan investasi, Pelindo I memang lebih mengandalkan pinjaman sindikasi. Itupun pencairannya dilakukan secara bertahap. Pelindo I menjalin kerjasama dengan tiga bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI untuk kredit sindikasi.
“Kenapa bertahap? Karena kami maunya begitu dicarikan langsung terserap dan terpakai. Maka itu kami belum ada rencana menerbitkan obligasi lagi. Nanti setelah proyek selesai, dan kami mau refinancing kemungkinan baru menerbitkan obligasi,” ujarnya.
Hari ini, Pelindo I menandatangani kerjasama pembiayaan invetasi sebesar Rp1,3 triliun. Dana yang diperoleh dari tiga bank BUMN dengan tenor 7 tahun itu akan digunakan untuk membayar kontraktor, investasi sarana fisik lainnya, dan pembelian alat-alat baru. (Ari A)