Dolar AS Balik Lagi ke Rp15.200, BI Sebut Rupiah Masih Stabil

Dolar AS Balik Lagi ke Rp15.200, BI Sebut Rupiah Masih Stabil

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebut, nilai tukar rupiah yang kembali menyentuh level Rp15.200 per dolar AS dianggap masih cukup stabil. Hal ini tercermin dari supply demand di pasar valas yang berjalan baik, sehingga mekanisme pasar juga masih menunjukkan pergerakan yang cukup positif.

“Mekanisme pasar bergerak baik dan ini menunjukkan confidence pasar investor asing terhadap Indonesia itu cukup baik. Rupiah stabil sesuai dengan mekanisme pasar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 19 Oktober 2018.

Menurutnya, depresiasi rupiah saat ini, sejalan dengan adanya perkembangan global yang terjadi. Apalagi adanya kekhawatiran investor terkait The Fed yang masih akan melanjutkan kebijakan tight monetary policy-nya di tahun 2019-2020 dengan menaikan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan dan satu kali di tahun 2020.

“Dari hari ke hari ada berita baru yaa wajar kalau pergerakan nilai tukar rupiah merespon, rupiah stabil sesuai dengan mekanisme pasar,” ucap Perry.

Baca juga: Sentimen The Fed, Buat Rupiah Bisa Melemah ke Rp15.300/US$

Sejauh ini, Bank Sentral juga sudah berupaya untuk menekan depresiasi rupiah yang terjadi, salah satunya implementasi instrumen domestic non deriverable forward (DNDF) yang saat ini progressnya lebih baik dari yang diperkirakan. Diyakini, jika sudah terlaksana maka bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.

“PBI soal DNDF kan sudah keluar kan pelaksananya perlu ada sejumlah penyesuaian, yaa apakah di bank di BI perlu sistem informasinya perdagangan domestik NDF standarisasi kontrak, kesiapan tresury, manajemen risiko,” jelasnya.

Lebih lanjut Perry mengungkapkan, untuk mempercepat pelaksanaan DNDF ini berbagai hal sudah dilakukan BI. Di mana, Bank Sentral terus melakukan koordinasi baik dengan regulator terkait dan juga dengan pelaku industri seperti perbankan dan industri terkait lainnya. Saat ini progres DNDF sendiri sudah 85 persen.

“Berbagai hal terus dilakukan koordinasi antara BI dan industri baik perbankan pelaku lain agar progress lebih cepat dari yang diperkirakan. Sehingga bisa kita harapkan sebelum pertengahan Desember sudah bisa,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News