IBN Header Food-Travel IBN TV Hasil Pencarian Daftar IBN Masuk [bsa_pro_ad_space id=4] News UpdateJakarta – Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa potensi ekonomi digital di Indonesia masih sangat besar. Sumber ekonomi baru ini pada 2025 diperkirakan bisa mencapai US$146 Miliar. “Potensi ekonomi digital Indonesia ini di tahun 2025 diperkirakan US$146 Miliar dan kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan naik delapan kali di tahun 2030, yaitu di angka Rp4.531 triliun. Ini sebuah angka yang sangat besar sekali. Dan, seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit di tahun 2021,” ujar Presiden di Jakarta. Kepala Negara mengingatkan bahwa ia tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar saja, tetapi juga harus menjadi pemain. Untuk mendukung hal tersebut, Presiden Jokowi memandang bahwa ekosistem yang kondusif harus dibangun bersama-sama. Untuk itu, Presiden juga ingin agar talenta-talenta digital Indonesia, baik di bidang kecerdasan buatan (AI), cloud computing, hingga blockchain, yang ada di luar negeri diundang untuk kembali ke Tanah Air. Jokowi berharap agar para talenta digital dapat kembali ke Indonesia untuk memberikan kontribusinya kepada Tanah Air.Ekonomi dan BisnisDi tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang masih melambat, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dapat berkontribusi besar terhadap perekonomian, sehingga dapat menopang perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk mengembangkan sektor UMKM di tanah air, maka dibutuhkan pembiayaan dari industri keuangan, baik perbankan maupun industri keuangan lainnya. Dengan begitu maka sektor UMKM dapat tumbuh dan berkembang. “Kita ingin menjadikan sektor small medium enterprise (SME) atau UMKM sebagai salah satu mesih penggerak perekonomian nasional,” ujar Sri di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 19 September 2016. Saat ini, kata dia, pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 dipatok pada kisaran 5,1%. Maka dari itu, dibutuhkan sektor-sektor yang kuat untuk menopang perekonomian nasional di 2016. “Kita tidak bisa menjadi negara maju kalo tidak bisa mendalami pasar keuangan Indonesia. Kita harap 2016 GDP kita bisa tumbuh 5,1% tahun ini sesuai APBNP,” ucapnya. (*) Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dinilai masih akan menghadapi berbagai persoalan, yang lebih banyak disebabkan oleh imbas perekonomian global yang masih dalam tren melambat. “Meskipun perekonomian Amerika mulai memerlihatkan perkembangan yang baik, namun perekonomian Eropa dan Jepang diperkirakan masih melambat dan stagnan,” tukas Ekonom CRECO Research Institute, Raden Pardede dalam BTPN Entrepreneur Networking Forum yang…PerbankanInfobanknews.com menyajikan berita-berita terbaru dari dunia perbankan tanah air dan internasional baik bank – bank syariah maupun konvensional.Infobanknews.com memberikan juga memberikan kemudahan kepada para pembaca untuk mendapatkan berita sesuai dengan prerefensi Anda. Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%, dianggap akan memberikan dampak pada likuditas perbankan dan melanjutkan tren penurunan suku bunga deposito juga kredit. Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas, di Belitung, Kamis, 22 September 2016. Menurutnya kebijakan Bank Sentral tersebut akan semakin melonggarkan likuiditas perbankan. “Pelonggaran dari sisi moneter ini akan memperbaiki pasokan di pasar uang. Arahnya, ke penurunan suku bunga deposito dan selanjutnya kredit,” ujar Rohan. Lebih lanjut dia menilai, transmisi dari pelonggaran kebijakan moneter tersebut akan lebih cepat untuk menurunkan suku bunga kredit di industri perbankan, karena pasokan dan permintaan kredit diyakini akan ikut meningkat. “Penurunan ini memberikan sinyal sejalan dengan turunnya inflasi dan juga dana pihak ketiga yang membanjiri perbankan, jadi pasokan dan dana akan lebih banyak,” ucapnya. Sementara di Bank Mandiri sendiri, kata dia, bunga kredit secara rata-rata (wide average) di seluruh sektor sudah single digit. “Namun memang ada yang kami kasih bunga 8%, ada yang…KeuanganSetelah Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.18/11/PBI/2016 tentang Pasar Uang, Bank Indonesia mengaku akan membuat turunannya terkait PBI tersebut guna memperdalam pasar keuangan Indonesia. Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, di Jakarta, Senin, 19 September 2016, turunan dari PBI Pasar Uang tersebut terkait dengan peraturan penerbitan sertifikat deposito (negoitable certificate deposite/NCD). “Setelah mengeluarkan PBI pasar uang di money market, Bank Indonesia ke depan akan membuat turunannya. Bank Indonesia akan mengeluarkan NCD dan commercial paper untuk memperdalam pasar keuangan lebih jauh,” ujar Agus. Aturan NCD dan Commercial Paper terus dikebut dan diupayakan akan keluar tahun ini. Maka dari itu, kata dia, perlu koordinasi antara bank sentral dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengeluarkan aturan terkait dengan NCD dan Commercial Paper ini. “Sekarang ini masih dalam tahap koordinasi antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk supaya NCD itu bisa diluncurkan di tahun ini. Kalo commercial paper itu setelah NCD dikeluarkannya,” ucapnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa penerbitan aturan NCD dan Commercial Paper merupakan bagian dari prioritas utama bank sentral di tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan keinginan bank sentral terkait dengan pendalaman pasar keuangan di Indonesia. “Kita coba untuk semuanya lebih cepat supaya di 2016 ini kita…Moneter dan FiskalMarket UpdateSnapshotKonten Premium ⭐ DestinasiPhotoItineraryWisata LokalLuar NegeriVideoIndex DestinasiPhotoItineraryWisata LokalLuar NegeriVideoIndexDestinasiPhotoItineraryWisata LokalLuar NegeriVideoIndex[bsa_pro_ad_space id=4]