Jakarta–Delapan bank berkomitmen untuk menerapkan perbankan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut dituangkan melalui kerja sama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan WWF-Indonesia yang bertajuk “Langkah Pertama untuk Menjadi Bank yang Berkelanjutan”, yang diarahkan agar bank lebih peka terhadap isu lingkungan.
Adapun delapan bank tersebut adalah, Bank Artha Graha Internasional, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank BRI Syariah, Bank Mandiri, Bank Muamalat dan Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten (Bank BJB).
Komitmen delapan bank ini bertujuan untuk mendukung persiapan kompetensi bank menyangkut sasaran dalam ‘Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan’ di Indonesia periode 2014-2019. Langkah besar yang diambil bank ini hanya kurang dari setahun setelah diluncurkannya peta tersebut oleh OJK pada 5 Desember 2014 lalu.
Sedangkan kompetensi yang disasar secara khusus adalah kemampuan organisasi dalam mengelola aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (LST) dalam keputusan bisnisnya. Selain itu, juga untuk meningkatkan porsi pembiayaan ke kegiatan bisnis yang dilakukan secara berkelanjutan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, langkah yang diambil oleh delapan bank yang mewakili 46% aset perbankan nasional ini, diharapkan dapat mendorong bank dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya untuk mengikuti dan mulai menerapkan keuangan berkelanjutan di Indonesia.
“Ini peluang bagi seluruh industri jasa keuangan untuk turut mendukung dan memsukseskan pembangunan berkelanjutan secara nasional dan dalam bentuk kerja sama regional dan global,” ujar Muliaman, di Jakarta, Senin, 23 November 2015.
Di tempat yang sama, CEO WWF Indonesia Efransjah menambahkan, dengan adanya komitmen bank dalam mengelola dan menerapkan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola, bank turut mengambil peran untuk meningkatkan profil kinerja perusahaan di Indonesia.
Dia mengungkapkan, selain menjadikan bank sebagai bagian dari industri perbankan yang berkelanjutan, bank juga akan memiliki kekuatan untuk mendorong perusahaan kliennya menerapkan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola ini dalam proses bisnis mereka secara menyeluruh.
“Ini menjadikan tersedianya ruang dialog yang kondusif bagi praktisi perbankan berkelanjutan dengan melibatkan para ahli dan praktisi perbankan serta pelaku usaha industri untuk bertukar keahlian dan pengalaman. Khususnya terkait informasi tentang kisah keberhasilan bank dalam membantu mengatasi isu berkelanjutan yang dihadapi kliennya, yang dapat dijadikan referensi,” tukasnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Arsitektur Perbankan Indonesia OJK Edi Setijawan, menjelaskan, OJK bersama WWF akan mendampingi kedelapan bank ini untuk mulai menerapkan keuangan berkelanjutan secara sistematis dengan mengambil contoh kasus pada sektor kelapa sawit. Proyek ini akan berjalan selama 1,5 tahun yang dimulai pada Januari 2016.
“Sektor kelapa sawit dipilih untuk dipelajari lebih dalam karena sektor ini kerap kali diasosiasikan dengan isu lingkungan. Bank dapat mengambil peran dalam memperbaiki profil industri ini agar komoditi ini dapat terus menjadi andalan ekonomi nasional,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra