73 Persen Milenial Habiskan Uang untuk Lifestyle, OCBC NISP Serukan Sehat Finansial, Begini Caranya!

73 Persen Milenial Habiskan Uang untuk Lifestyle, OCBC NISP Serukan Sehat Finansial, Begini Caranya!

Jakarta – Kaum milenial identik dengan lifestyle atau gaya hidup konsumtif. Mereka dengan leluasa dapat menghabiskan uang untuk menuntaskan hasrat tersebut seperti nongkrong, produk fashion, travelling hingga nonton konser arti luar.

Hal ini sejalan dengan sebuah riset tahunan OCBC NISP Financial Fitness Index (FFI) 2023. Riset ini menggambarkan kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia yang terus meningkat selama tiga tahun terakhir.

Di mana, skor tahun ini menunjukkan angka 41,16, mengalami kenaikan sebesar 1,10 poin dibandingkan tahun lalu. 

Baca juga: Gara-Gara Sindrom FOMO, Banyak Milenial Terjerat Pinjol Ilegal

Namun, meskipun secara umum generasi muda Indonesia terus berusaha memperbaiki kebiasaan finansialnya, masih banyak yang membuat keputusan keliru dalam hal spending.

Faktanya, sebanyak 35% mengaku bahwa mereka pernah melakukan pengeluaran lifestyle secara impulsif selama enam bulan terakhir, termasuk konser, travelling, atau belanja berlebihan. 

Uniknya lagi, ternyata 60% dari mereka yang impulsif datang dari demografi dengan penghasilan Rp5 sampai 8 juta per bulan.

Hal ini juga yang mengakibatkan skor finansial mereka yang memiliki pendapatan Rp5-8 juta mengalami penurunan. 

Meskipun begitu, persentase generasi muda yang menghabiskan uang demi gaya hidup sudah menurun sebesar 3% menjadi 73%, dari angka tahun lalu yang menunjukkan angka 76%.

Amir Widjaya, EVP Marketing & Lifestyle Business Division Head Bank OCBC NISP mengatakan, melalui riset ini pihaknya ingin menyampaikan bahwa sehat finansial itu bisa dicapai oleh semua kalangan, terlepas dari latar belakang dan status subekonomi mereka. 

“Semua orang tentu memiliki kebutuhan hiburan atau lifestyle, dan memenuhi kebutuhan tersebut bukanlah hal yang negatif. Namun, generasi muda harus pintar menyiasati agar keinginan tidak mengorbankan kebutuhan dasar lainnya,” katanya, Selasa (22/8).

Dengan begitu, OCBC NISP menyerukan bahwa lifestyle terus jalan, investasi tetap aman, dan jadi sehat finansial bisa dilakukan bersamaan. Asalkan, pembagian dananya sudah benar dengan tidak mengorbankan dana darurat atau investasi.

Lanjutnya, fakta unik lain yang diungkap riset ini adalah, ternyata jumlah generasi muda yang menganggap definisi ‘kaya’ adalah mereka yang sering liburan, naik sebesar 350% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun, kata dia, mereka yang yang percaya bahwa definisi ‘kaya’ berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non-investasi, seperti rumah mewah atau fashion bermerek ataupun sering travelling/konser, memiliki skor kesehatan finansial yang rendah. 

Di sisi lain, mereka yang mengaitkan ‘kaya’ dengan memiliki produk investasi seperti emas, properti yang disewakan, produk bank lainnya, memiliki skor finansial yang lebih sehat. 

Menanggapi hal tersebut, Najwa Shihab, seorang jurnalis dan pendiri Narasi mengatakan, menjadi generasi muda yang berkualitas bisa diawali dengan memiliki mindset yang benar tentang ‘kaya’. Jangan mudah tergiur dengan apa yang dilihat di media sosial, karena tidak semuanya seindah kelihatannya.

Baca juga: Bos LPS Imbau Investor Muda Jangan ‘Fomo’ Dalam Berinvestasi

“Di sinilah media dan public figure bisa ikut mengambil peran dalam membentuk mindset generasi muda tentang kesehatan finansial. Yang dibagikan tidak harus selalu tentang kekayaan dan kemewahan, tetapi juga bagi ilmu bermanfaat tentang bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik,” jelasnya. 

Di sisi lain, generasi muda juga harus mau belajar dan disiplin mengatur uang dan berinvestasi sejak dini, agar bisa menjadi trendsetter bukan hanya dalam hal lifestyle tapi juga finansial. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News