Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (2/11) indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka pada zona hijau ke level 6712,60 atau menguat 1,06 persen dari level 6642,69 pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 610 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 18 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp291 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 80 saham terkoreksi, sebanyak 225 saham menguat dan sebanyak 212 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: 104 Pelaku Pasar Modal Kena Sanksi OJK, Intip Daftarnya
Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini berpotensi sedikit rebound setelah The Fed mempertahankan suku bunga.
“Dengan level support IHSG berada di 6.570-6.620 dan level resistance IHSG berada di 6.700-6.750,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 2 November 2023.
Pada perdagangan kemarin (1/11) indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat sebesar 0,67 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang naik sebesar 1,05 persen, sementara indeks Nasdaq menguat lebih tinggi sebesar 1,64 perseb.
“Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga untuk kedua kalinya secara berurutan, sehingga investor berpikir bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga sepanjang tahun ini,” imbuhnya.
Sementara, saham perusahaan semikonduktor Advanced Micro Devices dan Micron Technology masing-masing naik sebesar 9,7 persen dan 3,8 persen, dengan yield treasury 10 tahun turun di bawah 4,8 persen.
Baca juga: Investor Pasar Modal Tumbuh 13,76 Persen, Masih Didominasi Milenial dan Gen Z
Sedangkan, bursa di kawasan regional Asia Pasifik pada perdagangan kemarin mengalami pergerakan yang beragam dengan sebagian besar menguat, seperti Nikkei mencatat kenaikan tertinggi sebesar 2,41 persen.
Adapun, bursa Australia juga menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, meskipun BEI, Shenzen Index dan Hang Seng melemah, serta Korea Selatan melaporkan surplus neraca perdagangan sebesar USD1,64 miliar per Oktober 2023. (*)
Editor: Galih Pratama