Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini kembali ditutup terkoreksi ke zona merah pada level 6886,57 atau anjlok 0,78 persen dari dibuka pada level 6940,88 pada pembukaan perdagangan hari ini (4/10).
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, anjloknya IHSG pada hari ini disebabkan oleh pernyataan yang agresif dari para petinggi The Fed yang menyatakan perlu adanya pertahanan untuk suku bunga tetap berada di level yang tinggi.
“Di akhir perdagangan, indeks IHSG sejalan dengan bursa regional Asia yang mengalami penurunan, hal ini berdampak pada volatilitas pasar yang disebabkan pernyataan hawkish petinggi The Fed,” tulis manajemen dalam closing review di Jakarta, 4 Oktober 2023.
Baca juga: Ketidakpastian Penurunan Suku Bunga The Fed, Bikin Pasar Modal Bergerak Volatile
Berdasarkan statistik RTI Business tercatat sebanyak 439 saham terkoreksi, 120 saham menguat, dan 195 saham tetap tidak berubah. Sebanyak 22,73 miliar saham diperdagangkan dengan 1,33 juta kali frekuensi perpindahan tangan, serta total nilai transaksi mencapai Rp12,55 triliun.
Kemudian, seluruh indeks pun kompak mengalami pelemahan seperti IDX30 melemah 0,72 persen menjadi 491,08, LQ45 melemah 0,72 persen menjadi 949,23, JII melemah 1,39 persen menjadi 548,86, dan Sri-Kehati melemah sebesar 0,31 persen menjadi 440,20.
Lalu, hanya terdapat dua sektor yang mengalami penguatan, di antaranya adalah sektor keuangan menguat 0,83 persen dan sektor kesehatan menguat 0,26 persen.
Sedangkan, sektor lainnya mengalami pelemahan, di antaranya adalah sektor bahan baku melemah 2,98 persen, sektor energi melemah 2,61 persen, sektor transportasi melemah 2,54 persen, dan sektor siklikal melemah 1,61 persen.
Kemudian, sektor industrial juga melemah 1,56 persen, sektor properti melemah 1,06 persen, sektor infrastruktur melemah 1 persen, sektor teknologi melemah 0,91 persen, dan sektor non-siklikal melemah 0,66 persen.
Baca juga: IHSG di Oktober Cenderung Menguat, Bank KBMI 4 jadi Penopang?
Sederet saham top gainers di antaranya adalah PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE), dan PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU). Sedangkan saham top losers adalah PT Victoria Investama Tbk (VICO), PT Victoria Insurance Tbk (VINS), dan PT Singaraja Putra Tbk (SINI).
Adapun, tiga saham teratas yang paling sering diperdagangkan, yaitu PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), dan PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA). (*)
Editor: Galih Pratama