4 Tantangan Properti Di 2018 Versi BTN

4 Tantangan Properti Di 2018 Versi BTN

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) tetap konsisten menjadi integrator untuk industri properti di tanah air. Pada tahun 2018 mendatang, Bank BTN tidak hanya memperhatikan dari sisi permintaan dengan pengucuran KPR, namun kedepan akan menggencarkan pasokan dengan mengalirkan kredit konstruksi ke pengembang.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengungkapkan, setidaknya ada empat tantangan dari sektor properti di tahun 2018. Hal tersebut disampaikannya pada paparannya di Seminar bertajuk Rumah Layak untuk Rakyat dengan tema “Dukungan Akses Perbankan dalam Program Sejuta Rumah”.

“Tantangan pertama ada di sektor properti yang pertama adalah backlog atau kekurangan pasokan rumah hingga 13,38 juta unit karena tingginya kebutuhan rumah, namun tidak tercukupi pasokan,” ungkap Maryono di hotel JS Luwansa Jakarta, Selasa 19 Desember 2017.

Maryono menambahkan, kekurangan pasokan tersebut harus segera tercukupi. Terlebih dirinya menilai, sektor properti menjadi menyumbang pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang.

Tantangan kedua, lanjut Maryono, tidak tersedianya lahan yang cukup untuk membangun properti. Kemudian tantangan ketiga ialah masalah regulasi pertanahan yang belum berstandarisasi untuk di setiap daerah dinilai masih perlu dibenahi

Dan yang terakhir adalah sedikitnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang masuk kategori bankable, sehingga sulit mengakses pembiayaan KPR. Padahal menurut data BPS (2015) kalangan MBR dengan penghasilan di bawah 3 juta rupiah paling banyak membutuhkan tempat tinggal, backlog di MBR informal tercatat mencapai lebih dari 6 juta unit.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank BTN terus menjadi yang terdepan dalam membantu pemerintah merealisasikan Program Sejuta Rumah. Sebagai informasi, Bank BTN juga mengemban amanat dari Pemerintah untuk mendukung Program Sejuta Rumah yang masuk dalam Nawa cita ke-5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

“Tercatat di era pemerintahan Joko Widodo selama 2015 hingga November 2017, pencapaian target BTN selalu di atas 100%, kami telah berkontribusi lebih dari 1,6 juta unit rumah baik berbentuk KPR ataupun kredit konstruksi perumahan dengan nilai lebih dari Rp 177,24 triliun,” kata Maryono.

Program Sejuta Rumah bergulir sejak tahun 2015, waktu itu target BTN adalah sebesar 431.000 unit namun berhasil ditembus hingga 474.099 unit rumah atau 110%. Sementara tahun 2016, BTN sukses merealisasikan 595.566 unit rumah lebih tinggi dari target yang dipasang yakni sebesar 570.000 unit.(*)

Related Posts

News Update

Top News