Jakarta – Empat saham bank dengan kapitalisasi pasar jumbo pada perdagangan hari ini (17/10) pukul 13:45 WIB terlihat menunjukan pergerakan yang flat cenderung koreksi.
Terlihat dari saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menurun 0,82 persen menjadi Rp9.025 per saham, kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menurun 0,83 persen menjadi Rp5.975 per saham, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang turun 1,43 persen menjadi Rp5.175 per saham. Sedangkan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk flat di zona merah.
Baca juga: Komisaris GOTO Lego 332 Juta Saham, Tinggal Segini Sisa Sahamnya
Menurut, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, hal tersebut terjadi karena adanya tren suku bunga tinggi sejak awal tahun yang memicu pertumbuhan pendapatan tidak akan sebesar tahun lalu.
“Dengan adanya pembukaan kembali ekonomi ini orang tingkat belanjanya itu meningkat, jadi tingkat savingnya juga turun, akhirnya untuk mencari cost of fund itu menjadi sulit, akhirnya si bank-bank ini mulai dari bank skala kecil, menengah, besar itu semuanya menaikkan suku bunga,” ucap Martha saat menjawab pertanyaan dari Infobanknews di Jakarta, 17 Oktober 2023.
Sehingga, dengan adanya peningkatan suku bunga tersebut cost of fund pun turut meningkat yang menyebabkan pertumbuhan kredit akan lebih rendah berada di kisaran 7-9 persen di tahun ini dibandingkan tahun lalu yang mampu mencapai doubel digit di kisaran 9-11 persen.
“Akhirnya dari sisi net interest marginnya mengalami penurunan dan tren ini kelihatannya akan berlanjut sampai tahun depan karena suku bunga tetap tinggi,” imbuhnya.
Baca juga: Mengenal KakaoBank, Bank Digital Korsel yang Akuisisi Saham Superbank Milik Emtek Group
Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan bahwa dari adanya suku bunga tinggi tersebut akan memicu risiko dari para debitur-debitur sehingga dapat membatasi pertumbuhan dari sisi laba.
“Sebenarnya dari sisi kinerja itu udah mulai keliatan kita tahu kalau sekelas BBTN yang nomer 5 pun dari sisi pendapatan itu lebih besar daripada laba bersih itukan terlihat disana bahwa beban mereka cukup besar, di BJBR juga sementara kalo bank besar big four itu so far masih bagus, maka itu kita tetap rekomennya adalah tetap di bank-bank besar,” ujar Martha. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra